Sultan Ingin Kebesaran Peradaban Yogya-Mataram Bangkit Lagi  

Reporter

Sabtu, 7 Maret 2015 20:51 WIB

Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pimpin jalannya Pisowanan Ageng untuk menyambut logo baru Daerah Istimewa Yogyakarta di Keraton Yogyakarta, 7 Maret 2015. Meski meriah, namun acara tersebut tak dapat dihadiri seluruh keluarga Sultan HB X. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X memimpin acara Pisowanan Ageng (silaturahmi besar) di komplek Pagelaran Keraton Yogyakarta, Sabtu petang, 7 Maret 2015. Tujuan acara ini adalah peluncuran logo baru Yogyakarta dan Jumenengan (ulang tahun naik tahta) Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X yang ke-26 tahun.

Menurut Sultan, logo baru itu bertujuan menegaskan kembali makna dan hakekat keistimewaan Yogya yang sudah dijamin Undang-Undang Nomor 13 tahun 2012. "Sebab untuk mendapatkan pengakuan sebagai daerah keistimewaan proses perjuangannya panjang. Sudah dalam tiga tahun ini kita berada dalam zona nyaman keistimewaan, jangan sampai terlena," ujar Sultan membuka pidatonya.

Sultan menuturkan pisowanan ageng untuk menyambut logo baru 'Jogja Istimewa' tersebut dilakukan sebagai momentum gerakan kebudayaan yang hendak dicapai bersama. Penggunaan huruf kecil dari logo baru tersebut menyimbolkan semangat egaliter yang harus terwujud di seluruh lapisan warga tanpa kecuali. "Kesederajatan, persaudaraan, dan kesetiakawanan sosial antara keraton dan rakyat," ujar Sultan.

Sedangkan warna merah raja pada logo menyimbolkan keberanian seperti yang sudah dijalani dalam masa mengisi pra dan pasca kemerdekaan republik. Logo baru ini, katanya, menjadi semangat meneguhkan kesejahteraan rakyat dalam semangat kebangkitan kembali, rennaisance. Sultan pun berharap dengan status keistimewaan yang ditandai logo baru itu, semangat kebesaran peradaban Yogya-Mataram bisa bangkit kembali.

Ketua Tim Sebelas, tim yang dibentuk pemerintah DIY untuk menseleksi logo baru Yogyakarta, Herry Zudianto menuturkan peluncuran logo ini dilakukan melalui Pisowanan Ageng untuk membumikan makna status keistimewaan Yogya. "Biar makna keistimewaan itu tidak mengawang di langit-langit saja seperti sekarang," ujar Herry yang juga mantan Walikota Yogyakarta itu.

Pemberian status keistimewaan DIY, tahun lalu, dibarengi kucuran anggaran pusat sekitar Rp 500 miliar. Namun penggunaan dana keistimewaan itu dituding tidak tepat sasaran karena cenderung dipakai membiayai program-program kesenian usulan masyarakat saja, bukan mengarah ke pemberdayaan.

PRIBADI WICAKSONO



Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

9 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

17 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

29 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

43 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

48 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

50 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

51 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

26 Februari 2024

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.

Baca Selengkapnya

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

14 Februari 2024

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.

Baca Selengkapnya