SBY Ingin Jokowi Benar-benar Mandiri, Menyindir Mega?

Reporter

Sabtu, 7 Maret 2015 20:19 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan presiden terpilih Joko Widodo ikuti prosesi gladi bersih seremoni pisah sambut SBY dan Jokowi di Ruang Sidang Kabinet, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, 19 Oktober 2014. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Denpasar - Rapat Pleno Partai Demokrat di Pantai Sanur, Bali mencermati dengan serius situasi politik, ekonomi, kesejahteraan dan gonjang-ganjing di sektor penegakan hukum belakangan ini. "Kami memberikan dukungan agar Presiden Jokowi benar-benar mandiri dan bertanggungjawab penuh atas semua persoalan," kata Ketua Umum Partai Demokrat, Soesilo Bambang Yudhoyono, dalam konferensi pers seusai rapat pleno, Sabtu, 7 Maret 2015.

Yudhoyono berharap Jokowi untuk tidak terlambat dan keliru menangani masalah hukum hingga soal diplomasi yang saat ini berkembang dinamis. Agar situasi tidak bertambah rumit, ujarnya, kami percaya Presiden dapat mengatasinya dengan baik.

Wartawan tidak diberi kesempatan bertanya dalam jumpa pers sehingga tidak bisa menanyakan lebih jauh makna dibalik pernyataan SBY agar Jokowi harus mandiri. Memang, sejumlah pengamat menilai selama 110 hari pemerintahannya, Jokowi disetir oleh Megawati, Surya Paloh, Jusuf Kalla dan elit partai lainnya.

Hal ini terlihat dalam penyusunan Kabinet Kerja, Jaksa Agung hingga pengangkatan Komjen Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Budi Gunawan adalah ajudan Megawati ketika menjadi wakil presiden dan presiden. Megawati sangat marah ketika Susilo Bambang Yudhoyono, ketika itu Menko Polkam, berencana maju dalam Pemilihan Presiden 2004.

Yudhoyono dan Jusuf Kalla akhirnya terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, mengalahkan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi. Sejak itulah Megawati menolak keras partainya masuk dalam kabinet dan menolak bertemu dengan Presiden Yudhoyono. SBY pernah mengakui ada persoalan komunikasi antara dirinya dengan Megawati.

Apakah Yudhoyono menyindir Megawati dengan pernyataannya agar Presiden Jokowi lebih mandiri ? Belum jelas benar. Namun Partai Demokrat, kata Yudhoyono, memiliki garis politik yang jelas dalam berhubungan dengan pemerintahan. Kader partai yang ada di lembaga eksekutif seperti Gubernur dan Bupati harus loyal kepada Presiden dan menjalankan kebijakannya.

"Itu etika politik yang dipegang PD," kata Yudhoyono yang merupakan pendiri Partai Demokrat. Adapun partai memberikan dukungan penuh untuk keputusan yang tepat dan sesuai aspirasi rakyat.

Sikap yang lain adalah kritis dan tidak setuju terhadap kebijakan yang nyata-nyata keliru, menyalahi undang-undang dan common sense rakyat Indonesia. Di DPR, ujranya, kami tidak akan masuk ke koalisi manapun dan tetap menjadi partai penyeimbang

Rapat pleno Partai Demokrat memutuskan kongres akan dilaksanakan pada Mei 2015. Ada tiga pilihan lokasi, yaitu Bali, Surabaya dan Jakarta. SBY mengaku kini lebih leluasa mencurahkan waktu mengkonsolidasikan partai sehinga optimistis partainya jaya kembali.

ROFIQI HASAN


Berita terkait

Jawaban Puan Maharani soal Pertemuan dengan Prabowo Usai Lebaran: Insya Allah

23 hari lalu

Jawaban Puan Maharani soal Pertemuan dengan Prabowo Usai Lebaran: Insya Allah

Puan Maharani memberikan sinyal pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus calon presiden terpilih Prabowo Subianto usai lebaran.

Baca Selengkapnya

Wacana Pertemuan Prabowo dan Puan Maharani, Gerindra Maunya Sebelum Lebaran

23 hari lalu

Wacana Pertemuan Prabowo dan Puan Maharani, Gerindra Maunya Sebelum Lebaran

Partai Gerindra berharap pertemuan Prabowo dan Puan bisa segera teralisasi.

Baca Selengkapnya

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.

Baca Selengkapnya

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

11 Oktober 2022

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

SBY mengungkapkan dengan melukis dapat mendatangkan kedamaian dalam hatinya sekaligus berharap dapat mengobati rasa rindu.

Baca Selengkapnya

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?

Baca Selengkapnya

Proliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun

8 Januari 2022

Proliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun

SBY ikut menyaksikan kemennagan Bogor LavAni atas Kudus Sukun Badak dalam laga Proliga 2022 di Sentul, Sabtu, 8 Januari.

Baca Selengkapnya

Proliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri

6 Januari 2022

Proliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri

Bogor LavAni, yang didirikan SBY, bakal melakukan debut dalam kompetisi bola voli paling bergengsi PLN Mobile Proliga 2022.

Baca Selengkapnya

Ketahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat

2 November 2021

Ketahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat

Kanker prostat menyasar pria dewasa sampai berusia lanjut. Apa saja gejala kanker prostat?

Baca Selengkapnya