Ternyata, Produksi Padi Jawa Barat di 2014 Turun

Reporter

Senin, 2 Maret 2015 21:20 WIB

Pekerja mengangkut beras dari gudang yang stok berasnya menipis di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, 24 Februari 2015. Pasokan beras ke PIBC, terus menukik tajam. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Bandung - Badan Pusat Statistik menerbitkan Angka Ramalan sementara produksi padi sepanjang tahun 2014 yang diperkirakan mencapai 11.644.899 ton Gabah Kering Giling atau setara dengan 7.306.009 ton beras. "Turun 3,63 persen dibandingkan tahun 2013," kata Kepala Bidang Statistik Produksi, BPS Jawa Barat H Ruslan di Bandung, Senin, 2 Maret 2015.

Ruslan mengatakan, penurunan itu diperkirakan disebabkan oleh pengaruh curah hujan. Pada Januari-Februari 2014 misalnya, dilaporkan terjadi banjir di sejumlah daerah. Iklim juga menjadi penyebab terjadinya pergeseran musim tanam di akhir tahun. "Ini angka sementara, angka tetapnya nanti diumumkan di bulan Juli 2015," kata dia.

Menurut Ruslan, pada tahun ini kemungkinan produksi padi di Jawa Barat lebih baik. Dia beralasan, tidak banyak terjadi gangguan iklim terhadap tanaman padi. Selain itu, pergeseran musim tanam di akhir tahun justru diperkirakan bakal menaikkan produksi padi tahun 2015.

Ruslan mengatakan, naiknya harga beras di awal bulan bukan disebabkan oleh turunnya produksi beras. "Terkait masalah faktor lain, seperti lambatnya pendistribusian Raskin, serta terjadinya pergeseran tanam. Kemungkinan Maret ini akan panen raya ada sektiar 1,3 juta ton beras akan panen," kata dia.

BPS mencatat produksi beras pada 2013 menembus 12,08 juta ton Gabah Kering Giling, setara dengan 7,58 juta ton beras. Produksi beras tahun 2014 sendiri masih lebih besar dibandingkan yang dibubukan pada 2012 lalu yakni 11,27 juta ton Gabah Kering Giling, atau setara 7,07 juta ton beras.

Lembaga itu juga mencatat terjadinya penurunan produksi jagung di Jawa Barat. Pada 2014 diperkirakan produksiya 1.047.077 ton pipilan kering. Produksi itu turun 4,98 persen dibandingkan hasilnya pada 2013 lalu yang mencapai 1,101 juta ton pipilan kering. Produksi jagung tahun 2014 turun salah satunya akibat turunnya luas panen. Pada 2014 angka ramalan luas panen 152,9 ribu hektare, turun sektiar 9,9 ribu hektare dibandingkan luas tanamnya pada 2013 lalu.

Sebaliknya, produksi kedelai di Jawa Barat pada 2014 melonjak nyaris dua kali lipatnya dibandingkan tahun 2013. BPS mencatat produksi kedelai tahun 2014 mencapai 115.261 tonb iji kering, atau naik 125,24 persen. Pada 2013 produksinya 51.172 ton biji kering.

Ruslan mengatakan, melonjaknya produksi kedelai dipicu oleh bertambahnya luas tanam. BPS melansir, angka ramalan luas panen naik hampir dua kali lipatnya, yakni 98,19 persen, dari 35,6 ribu hektare pada 2013 menjadi 70,7 ribu hektare pada 2014. "Peningkatannya tinggi karena pemanfaatan lahan kering milik Perhutani, dan lahan tidur," kata dia.

AHMAD FIKRI

BPS

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

11 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

13 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

18 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

14 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

14 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

14 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

14 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya