Ekonomi Jawa Barat Tumbuh di Atas Rata-rata

Reporter

Kamis, 5 Februari 2015 20:20 WIB

Sungai Citarum yang membatasi Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah di Bandung, Jawa Barat, 22 Desember 2014. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Biro Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada 2014 mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada 2013 tercatat 6,33 persen, sementara pada 2014 hanya 5,07 persen. Namun, "Jawa Barat masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional 5,02 persen," kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jawa Barat Ade Rika Agus di Bandung, Kamis, 5 Februari 2015.

BPS mendapati sumber pertumbuhan di Jawa Barat masih terjadi pada semua lapangan usaha. Tertinggi ada pada lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 17,47 persen, disusul jasa kesehatan dan kegiatan sosial 15,78 persen, lalu jasa pendidikan 14,43 persen.

Sedangkan dominasi struktur lapangan usaha justru ada pada industri pengolahan 43,57 persen, perdagangan 15,24 persen, serta pertanian 8,72 persen. "Ketiga lapangan usaha dominan itu justru termasuk yang terendah laju pertumbuhan ekonominya," kata Rika.

Laju pertumbuhan industri pengolahan di Jawa Barat, misalnya, pada 2014 hanya 5,11 persen. Melambat dibandingkan pada 2013 sebesar 7,19 persen. Sepanjang 2013, misalnya, laju pertumbuhan tertinggi ada pada sektor jasa keuangan menembus 12,88 persen, tapi pada tahun 2014 melambat menjadi 4,12 persen.

BPS mencatat, khusus pada kuartal IV tahun 2014, ekonomi Jawa Barat tumbuh 5,46 persen dibandingkan kuartal III. Pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha, kecuali pengadaan listrik dan gas, pertanian, serta pertambangan yang mengalami pertumbuhan minus. Lapangan usaha informasi dan komunikasi tumbuh paling tinggi 18,47 persen, disusul jasa kesehatan 16,96 persen serta pendidikan 16,02 persen.

Pada sisi pengeluaran, pertumbuhan terjadi pada semua komponen. Pengeluaran konsumsi pemerintah masih paling tinggi 13,55 persen, disusul pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 10,16 persen. Struktur ekonomi dari sisi pengeluaran di Jawa Barat masih dominan untuk konsumsi rumah tangga, diikuti PMTB dan konsumsi pemerintah. "Distribusi pengeluaran seluruhnya masih untuk konsumsi rumah tangga," kata Rika.

Rika mengatakan, sejak penghitungan produk domestik regional bruto (PDRB) pada kuartal IV 2014, BPS mulai menggunakan tahun dasar 2010—sebelumnya mengacu pada harga dasar tahun 2000. Perekonomian Jawa Barat tersebut diukur atas dasar harga berlaku Rp 1.287,3 triliun, dengan PDRB per kapita Rp 30,14 juta.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

2 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

6 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

6 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

7 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

8 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

8 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

8 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

8 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

8 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya