Antasari Azhar dan Babak Baru Kematian Nasruddin

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Kamis, 5 Februari 2015 09:05 WIB

Mantan Ketua KPK, Antasari Azhar (kanan), berjalan keluar dari ruang sidang di Pengadilan Negeri Tangerang, Banten, 4 Februari 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Tangerang - Antasari Azhar, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meluncurkan bukunya berjudul, Saya Dikorbankan. Buku ini berisi kilas balik perjalanan hidup Antasari di tengah kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasruddin Zulkarnaen, yang membelitnya. Buku itu ditulis dengan gaya jurnalistik oleh Tofik Pram, mantan jurnalis kriminal.

Pram mengupas sisi kejanggalan dan keanehan yang diabaikan pengadilan. Penulis, yang kini bergiat dalam dunia konsultasi dan produksi media, itu juga menyajikan sisi lain yang belum terungkap, yakni percakapan dengan ahli forensik Mun'in Idris. "Yang ini (pernyataan Mun'in) baru bagi saya, dan menggembirakan," kata Antasari di Pengadilan Negeri Tangerang, Banten, Rabu, 4 Februari 2015.

Peluncuran buku tersebut digelar secara sederhana. Antasari tampil dengan peci hitam dan kemeja putih bergaris vertikal. Didampingi Boyamin Saiman, pengacara yang mendampinginya dalam gugatan perdata terhadap Rumah Sakit Mayapada, Antasari mengatakan akan terus memperjuangkan keadilan. "Tak sepantasnya saya berada di sana (penjara)," katanya.

Pada halaman 183 buku Saya Dikorbankan dalam bab berjudul, Anginnya Kencang, menyajikan hasil wawancara Tofik dengan Mun'im tentang kasus Antasari yang. Dalam buku itu disampaikan, pada suatu hari Mun'im bertemu seorang jaksa senior di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan di Ragunan, Jakarta Selatan. Kebetulan keduanya memberikan materi pelatihan.

Si Jaksa intelijen itu lantas menemui dokter forensik dan memberikan analisis intelijen dengan mencorat-coret di kertas. Pada kesempatan itu Jaksa yang tidak disebutkan namanya ini mengatakan, "Dokter saya kasih inisialnya (orang yang diduga jaksa intelijen sebagai dalang pembunuhan) saja, ya...", kata sang jaksa itu kepada Mun'im Idris, yang juga pengarang buku forensik X-Files.

Saat melihat inisial yang ditunjukkan, Mun'in tertawa. Ternyata dia punya perkiraan yang sama dengan dugaan sang jaksa perihal pembunuh Nasruddin. Bahkan dengan si inisial nama itu pada 1998, Mun'in pernah bertemu sama orang yang dimaksud. Kala itu dini hari setelah mengotopsi jenazah korban Tri Sakti, dokter ahli forensik berkacamata tersebut dipanggil Kapolda Metro Jaya Mayor Jendral Hamami Nata.

Mendengar jawaban Mun'im tentang inisial itu, si Jaksa kaget dan dengan setengah berteriak kepada Mun'im, "Dia, Dok, dalangnya!" Sayangnya, kepada penulis buku ini, Mun'im tidak membuka inisial nama tersebut. Mun'im menyimpan rapat-rapat bagian-bagian yang diketahuinya hingga meninggal dunia pada 27 September 2013. Mun'im meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo akibat kanker pankreas.

Menurut buku itu, Mun'im meyakini bahwa Antasari bukan pembunuh Nasruddin. Mun'im mengatakan, kasus Antasari mirip dengan kasus pembunuhan Ditje Budiasih, peragawati asal Bandung. Dalam kasus tersebut Muhammad Siradjudin alias Pak De divonis kurungan penjara seumur hidup karena dituduh membunuh Ditje. Menurut Mun'im, pola kasusnya hampir sama.

Bedanya, kata Mun'im lagi, cuma soal cerita yang disusun. Kalau Ditje isunya dukun pengganda uang, kalau Antasari adalah kasus cinta segitiga. Yang jelas pasca obrolan dengan jaksa intelejen itu, Mun'im mengatakan ada yang mengingatkan dirinya dengan ucapan, "Hati-hati ya Dok, anginnya kencang." Kalimat inilah yang kemudian menginspirasikan judul salah satu bab buku itu.

AYU CIPTA

Berita terkait

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK Miliki Aset Hingga Rp60 Miliar, Segini Harta Kekayaannya di LHKPN

2 menit lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK Miliki Aset Hingga Rp60 Miliar, Segini Harta Kekayaannya di LHKPN

Dilansir dari laman e-LHKPN milik KPK, Kepala Bea Cukai Puwakarta itu terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2022.

Baca Selengkapnya

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

9 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

10 jam lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan sesama jenis. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

11 jam lalu

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

KPK mengakui OTT kasus pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, awalnya tak sempurna.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

13 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

14 jam lalu

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

KPK buka suara soal kabar ayah Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Kiai Agoes Ali Masyhuri, sebagai makelar kasus Hakim Agung Gazalba Saleh.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Tarik Dana Insentif Melalui Peraturan Bupati, Total Capai Rp 2,7 Miliar

14 jam lalu

KPK Sebut Gus Muhdlor Tarik Dana Insentif Melalui Peraturan Bupati, Total Capai Rp 2,7 Miliar

Motif korupsi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor bermula dari adanya aturan yang dibuat sebagai dasar pencairan dana insentif pajak daerah bagi pegawai BPPD.

Baca Selengkapnya

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

16 jam lalu

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

KPK resmi menahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor sebagai tersangka kasus pemotongan insentif ASN BPPD

Baca Selengkapnya

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

17 jam lalu

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

17 jam lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

KPK memanggil Kepala Bagian Pengelolaan Rumah Jabatan Sekretariat Jenderal DPR RI Hiphi Hidupati dalam dugaan korupsi rumah dinas

Baca Selengkapnya