TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Tim 9 Ahmad Syafii Maarif mengatakan saran yang disampaikan oleh beberapa pimpinan Koalisi Indonesia Hebat kepada Presiden Joko Widodo untuk menunggu hasil praperadilan demi melantik Komisaris Jenderal Budi Gunawan dinilai salah langkah. Menurut dia, justru saran itu malah semakin menyandera Presiden Joko Widodo dalam mengambil keputusan.
"Ya namanya juga politik, pasti ditujukan untuk menyandera kebijakan Presiden yang sebenarnya akan membatalkan pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri," kata Syafii, saat dihubungi, Rabu, 4 Februari 2015.
"Semoga Jokowi bisa mempertimbangkan saran dari para pimpinan partai pengusungnya." Dia juga mengatakan lambatnya Presiden Joko Widodo membatalkan pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Polri memicu konflik berkepanjangan antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri.
Menurut dia, jika Jokowi segera membatalkan pencalonan Budi Gunawan setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, maka pelaporan terhadap pimpinan KPK ke Bareskrim Mabes Polri tidak akan terjadi.
Sebelumnya, beberapa pimpinan Koalisi Indonesia Hebat menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Sekjen NasDem Patrice Rio Capella, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Ada juga Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua Umum PKPI Sutiyoso dan Ketua Umum PPP versi Muktamar Surabaya Romahurmuzziiy mengenai nasib pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai calon Kepala Polri.
Ketua Umum DPP Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso mengakui para petinggi Koalisi Indonesia Hebat menyarankan Presiden Joko Widodo tetap menunggu hasil praperadilan untuk melantik Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Menurut dia, Budi yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi itu mempunyai hak ingkar dan asas praduga tak bersalah.
REZA ADITYA
Berita terkait
Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?
18 menit lalu
Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.
Baca SelengkapnyaJokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila
25 menit lalu
Presiden Jokowi juga akan meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin.
Baca SelengkapnyaRamai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian
1 jam lalu
Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.
Baca SelengkapnyaApa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?
1 jam lalu
Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.
Baca SelengkapnyaKabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri
2 jam lalu
Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru
2 jam lalu
Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.
Baca SelengkapnyaJerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang
2 jam lalu
Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.
Baca SelengkapnyaTerpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta
3 jam lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.
Baca SelengkapnyaMa'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club
12 jam lalu
Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan
Baca SelengkapnyaJerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden
12 jam lalu
Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.
Baca Selengkapnya