Penggali Temukan Kandungan Emas di Lereng Gunung  

Reporter

Rabu, 28 Januari 2015 13:52 WIB

Seorang penambang emas memahat dengan menggunakan alat sederhana seperti pahat dan palu di kawasan Bagelen, Purworejo, Jawa Tengah, (4/6). Penambangan emas tradisional ini tidak memiliki izin. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Bojonegoro -Tim Geologi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tengah meneliti potensi kandungan emas di kawasan Pegunungan Kendeng. Tanah galian di Dusun Dangilo, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, itu bakal diuji di laboratorium.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan informasi penduduk setempat bernama Jumaidi. Ia bersama lima temannya menggali tanah di pinggir Sungai Galing yang masuk dalam wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan Perhutani Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Ketika menggali tanah di kedalaman 35 meter, Jumaidi menemukan serbuk berwarna kuning keemasan. Oleh Jumaidi, serbuk itu diayak dan dicampur air. Kemudian terkumpullah butiran berwarna kuning yang belakangan diketahui adalah emas. (Baca: Aktivis Banyuwangi Ingatkan Bahaya Tambang Emas)

Jumaidi punya pengalaman bekerja di tambang emas di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pengetahuan dan pengalaman mendeteksi kandungan emas itu ia bawa ke Kedewan.

Kedewan menjadi gempar setelah penduduk mendengar kabar itu. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Bojonegoro merespons dengan menerjunkan geolog. Penelitian kandungan tanah galian Jumadi dilakukan di laboratorium PT Sucofindo. "Tanahnya sedang kami teliti," ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Bojonegoro Agus Supriyanto, Rabu, 28 Januari 2015. (Baca: Walhi: Menteri Amran Punya Tambang Emas )

Menurut Agus, bekas galian sedalam 35 meter akan terus digali hingga kedalaman minimal 50 meter. Agus tak memungkiri bahwa sebagian tanah Pegunungan Kendeng utara punya potensi kandungan batuan dan logam.

Aktivis lingkungan dari kelompok Cagar Tuban, Edy Thoyibi, mengatakan banyak potensi tambang di Gunung Kendeng utara. Misalnya yang sudah terlihat di Kecamatan Senori, Tuban, dan di Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, berupa minyak dan gas. "Tidak tertutup kemungkinan ada kandungan logam pula di dalamnya," katanya. (Baca: Polisi Kalbar Cokok Pengusaha Tambang Emas Liar )




SUJATMIKO




Berita Terpopuler Lainnya:
EKSKLUSIF: Wawancara Ratna, Saksi Bambang KPK (I)
'Jokowi, Dengarkan Kesaksian Ratna Mutiara'
Kasihan Jokowi: KPK Habis, Polisi-Jaksa Disetir...
Ustad Arifin Ilham: Jokowi Seharusnya Takut Allah
EKSKLUSIF Wawancara Ratna, Saksi Bambang KPK (III)

Berita terkait

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

16 jam lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

4 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

6 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

8 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

24 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

25 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

25 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

26 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

27 hari lalu

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

Menteri Sekretaris Negara Pratikno tak menampik soal posisi Luhut yang tidak setuju.

Baca Selengkapnya

Sengkarut Korupsi Rp 271 Triliun di PT Timah Tbk, Begini Awal Mula Berdiri BUMN Pertambangan Timah

27 hari lalu

Sengkarut Korupsi Rp 271 Triliun di PT Timah Tbk, Begini Awal Mula Berdiri BUMN Pertambangan Timah

PT Timah Tbk terbelit kasus korupsi hingga Rp 271 triliun. Begini profil perusahaan BUMN pertambangan timah yang telah didirikan sejak 1976.

Baca Selengkapnya