Jokowi bersiap untuk pemotretan dengan konsep sesuai dengan asal-muasalnya, yakni tukang kayu mebel. Tempo/Ratih Purnama
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Pusat Kajian Anti-Korupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM), Oce Madril, mengatakan Presiden Joko Widodo memiliki rapor buruk selama 100 hari pertamanya memimpin Indonesia. "Susah kalau sebut angka, rapor merah lah," ujar Oce ketika dihubungi Tempo, Rabu, 28 Januari 2015. (Baca: Jokowi Dikritik, SBY Unggah Puisi 'Menang')
Oce melanjutkan, ada banyak faktor yang membuat Jokowi kena rapor merah. Salah satunya, dalam hal pemberantasan korupsi yang beberapa pekan terakhir menjadi perhatian.
Menurut Oce, Jokowi masih kurang tegas dalam melakukan pemberantasan korupsi. Hal ini terlihat dari belum adanya kebijakan terobosan dalam pemberantasan korupsi serta belum ada sikap tegas dari Jokowi. Padahal, selama kampanye, Jokowi menjanjikan pemberantasan korupsi yang lebih keras. (Baca: Jokowi Janji Pilih Kapolri Bersih)
"Kasus Budi Gunawan dan Bambang Widjojanto menjadi salah satu buktinya, ujar Oce.
Faktor lainnya, yang memberikan nilai merah, adalah nama-nama kepala lembaga penegak hukum yang dipilih oleh Jokowi. Menurut Oce, Jokowi memilih figur-figur yang salah dan dipertanyakan integritasnya. (Baca: Jokowi Pilih Jaksa Agung dari Partai)
Salah satu contoh nyatanya, kata Oce, adalah Muhammad Prasetyo yang ditunjuk sebagai jaksa agung. Padahal, ketika penunjukan jabatan ini, Prasetyo adalah politikus Partai NasDem.
