Wakapolri Komjen Pol. Badrodin Haiti (dua kiri) dan Kabareskrim Polri Irjen Pol. Budi Waseso (kiri) berjalan menuju kendaraan khusus untuk memenuhi panggilan Jokowi terkait kasus hukum Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, di Istana Bogor, Jabar, 23 Januari 2015. ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Tak disangka, Jokowi mengakhiri rapat yang baru berlangsung 20 menit. Kondisi ini berbeda ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menengahi kisruh polisi-KPK yang menghabiskan waktu dari pagi hingga sore. (Baca: Sepeda Jokowi, 'Save KPK', dan Rakyat Tak Jelas)
Penyelesaian yang dilakukan Yudhoyono pun berbeda. Dia secara tegas membela KPK. "Pak Kapolri, Saya Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia, memerintahkan agar perkara Korlantas diserahkan sepenuhnya ke KPK," kata Yudhoyono. Pernyataan itu disambut dengan sigap. "Siap!" kata Kepala Kepolisian Jenderal Timur Pradopo sambil menghentakkan kakinya. (baca: Orang Goblok pun Tahu, Ini Serangan Balik Polisi)
Sedangkan Jokowi masih tidak memberikan kejelasan hingga pertemuan berakhir. Ketika peserta pertemuan bubar, ada hal yang menarik. Yaitu, Jokowi menarik tubuh Badrodin sehingga berdiri di sebelah kirinya. Samad ketika itu memang sudah berdiri di sebelah kanan Jokowi.
Di kesempatan itu, Jokowi bertanya, "Pak Badrodin, bisa nggak Pak BW bebas malam ini?" Pertanyaan itu diiyakan oleh Badrodin. Menurut orang yang menyaksikan pertemuan itu, pertemuan tiga orang ini menarik karena Jokowi sebenarnya bisa menggunakan kesempatan bicara di dalam rapat, tapi dia malah menunggu sebagian peserta rapat bubar. (Baca pula: Tak Tegas, Jokowi Dianggap Cuma Tukang Stempel)