Wisatawan asing menuruni puncak Gunung Merapi usai melihat pesona kawah dan matahari terbit di Boyolali, Jawa Tengah, 17 Agustus 2014. ANTARA/Teresia May
TEMPO.CO , Yogyakarta:Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta menyatakan, selama sepekan terakhir ini kondisi air di sejumlah sungai berhulu Gunung Merapi sudah mulai mengalami perubahan warna yang makin pekat. Air yang makin pekat ini menjadi salah satu indikator untuk mengukur besarnya potensi banjir lahar hujan yang bisa terjadi sewaktu-waktu. (Baca: Banjir Lahar Merapi Kubur 6 Truk)
“Ada kemungkinan besar akibat material sisa erupsi yang mengendap di sungai itu mulai terlepas, ini yang diwaspadai,” kata Kepala Kantor BPBD Kota Yogyakarta Agus Winarto kepada Tempo, Senin 19 Januari 2015.
Sisa erupsi material Gunung Merapi sebanyak 27 ribu meter kubik pada 2010 silam yang terhampar di sejumlah sungai saat ini menjadi kewaspadaan berbagai pihak karena dinilai bakal menjadi pemicu utama banjir lahar hujan.
Agus menuturkan hasil monitoring bersama yang dilakukana bersama BPBD Sleman akhir pekan lalu, belum menunjukkan adanya dampak berarti yang menyertai perubahan pekatnya warna air sungai menjadi hitam-kecokelatan itu dengan tanda banjir lahar. “Aliran di sejumlah sungai khususnya arah Yogya seperti Boyong relatif aman, belum ada peningkatan berarti meski hujan seharian, “ kata dia. (Baca:Banjir Lahar Dingin Putus Jalur Warga)
Justru, Agus melanjutkan, peningkatan aliran itu terjadi di sungai hulu Merapi sisi timur seperti Kali Gendol, Kali Opak dan Kuning. Meskipun tidak sampai mendesak untuk peningkatan status menjadi waspada.
Aliran banjir lokal di hulu Merapi khususnya Kali Gendol yang memiliki sisa material erupsi terbanyak sudah terpantau BPBD sejak Desember 2014 lalu. Setidaknya tiga kali aliran itu muncul namun tak sampai merembet dan menimbulkan banjir hebat yang mengancam pemukiman warga bantaran.
“Untuk puncak hujan akhir Januari sampai Februari ini, kami sudah menyiapkan tim reaksi cepat di seluruh kelurahan kota masing-masing satu personil untuk berjaga dan update perkembangan sungai,” kata Agus.