Soal Kapolri, Jokowi Tinggalkan Tradisi Baik SBY

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 17 Januari 2015 16:28 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan presiden terpilih Joko Widodo ikuti prosesi gladi bersih seremoni pisah sambut SBY dan Jokowi di Ruang Sidang Kabinet, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, 19 Oktober 2014. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Kepala Kepolisian RI, Komisaris Jenderal Purnawirawan Oegroseno, mempertanyakan keputusan Presiden Joko Widodo yang tak melibatkan internal Polri dalam pencalonan Kepala Polri.

Menurut Oegroseno, Jokowi telah meninggalkan tradisi baik yang dibangun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ihwal etika pencalonan kepala Polri. "Komisi Kepolisian Nasional itu di luar Polri. Cara Jokowi justru menimbulkan banyak kegelisahan di internal polisi," kata Oegroseno di Menteng, Sabtu, 17 Januari 2015. (Baca: Ditunda Jokowi, Tamu Budi Gunawan Silih Berganti)

Oegroseno menjelaskan, SBY meminta masukan kepada Jenderal Sutanto saat ingin mengajukan calon kapolri ke Parlemen. Saat itu, Sutanto sempat bertanya kepada Oegroseno yang masih berpangkat jenderal bintang satu dan menjabat Kepala Polisi Daerah Sulawesi Selatan. (Baca: Soal Kapolri, Ruhut: Jokowi Melihat Sesuatu)

"Presiden sedang bingung calonnya siapa," kata Oegroseno menirukan ucapan Sutanto. Saat itu, Polri kemudian sepakat mengajukan dua nama yaitu Bambang Hendarso Danuri dan Iman Haryatna. Dalam prosesnya, BHD yang disetujui sebagai Kapolri. (Baca: Badrodin Haiti Laporkan Hartanya Rp 8 Miliar)

Proses yang sama juga terjadi saat penggantian Kapolri, Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Oegroseno berujar, awalnya Bambang sempat mengajukan nama Nanan Sukarna dan Imam Sudjarwo kepada SBY. Meski kemudian SBY memilih Timur Pradopo, namun menurut Oegroseno, di internal Polri ada proses seleksi. "Kami pilih yang terbaik," kata dia. (Baca: Setelah Suhardi Alius, Oegroseno Bela Sutarman)

Oegroseno juga menyatakan, proses yang sama juga terjadi saat Polri mengajukan satu nama pengganti Timur Pradopo, yaitu Sutarman. Saat itu SBY hanya meminta jenderal bintang tiga dan masih bisa menjabat selama dua tahun. Polri sepakat mengajukan Sutarman karena pengalaman dan kemampuannya tinggi. "Meski dia adik kelas saya, tapi kami tahu betul siapa yang pantas," kata Oegroseno. (Baca: Tunjuk Budi Gunawan, Jokowi Dikibuli Kompolnas?)

Oegroseno menyayangkan Jokowi meninggalkan tradisi dan etika yang baik di tubuh Polri. Tindakan Jokowi yang serta-merta memberhentikan Jenderal Sutarman meski masa pensiunnya masih sembilan bulan ke depan dan mengangkat Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti, sekaligus menunda pelantikan Komisaris Budi Gunawan sebagai Kapolri terpilih, sempat memicu kegelisahan sejumlah jenderal. "Jangan bawa polisi terlalu jauh ke politik," kata Oegroseno. (Baca juga: Oegroseno Bela Suhardi Alius dari Cap Pengkhianat)

FRANSISCO ROSARIANS

Topik terhangat:
Calon Kapolri | Harga BBM Turun | AirAsia | Menteri Jonan | Susi Pudjiastuti

Berita terpopuler lainnya:
Ini Kronologi Penembakan Terduga Teroris di Kediri
Budi Gunawan Tinggalkan Istana tanpa Senyum
Harga BBM Turun Lagi, Soekarwo: Bikin Bingung

Berita terkait

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

14 menit lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

1 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

2 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

3 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

4 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

4 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

7 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

9 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

19 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

19 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya