Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo berbicara di depan jurnalis tentang proses lanjutan pencarian korban AirAsia saat konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, 13 Januari 2015. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Pangkalan Bun- Hingga hari kedua sejak ditemukannya badan pesawat Air Asia QZ8501 pada Rabu, 14 Januari 2015, tim penyelam belum mampu mencapai badan pesawat karena cuaca buruk.
Karena itu, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F.H. Bambang Soelistyo menyiapkan beberapa opsi agar badan pesawat itu bisa diangkat. Opsi pertama, meminta bantuan Panglima TNI Jenderal Moeldoko agar mengerahkan timnya untuk mengangkat badan pesawat yang jatuh di perairan Selat Karimata itu. (Baca: Korban Air Asia Ke-40 Dikenali dari Bekas Operasi)
"Ini sangat genting. Mohon kepada Panglima untuk memerintahkan satuan-satuannya agar bisa melakukan opsi pertama," ujar Soelistyo saat jumpa pers di posko utama Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Jumat, 15 Januari 2015. (Baca: Duka Air Asia, Banyak yang Mengaku Keluarga Korban)
Permintaan itu didasarkan pada keberhasilan tim TNI AL mengangkat ekor pesawat Air Asia pada awal Januari lalu. "Mudah-mudahan, dengan cara dan sistem yang sama tapi dengan bagian lebih besar, mereka bisa mengangkat badan pesawat," ujarnya. (Baca: Angkat Badan Air Asia, Apa Skenario Basarnas?)
Dengan adanya opsi pengangkatan badan pesawat secara menyeluruh, tutur Soelistyo, nantinya tim penyelam tidak lagi fokus pada pengangkatan jenazah satu per satu. Menurut dia, pencarian jenazah satu per satu tak lagi bisa dilakukan karena cuaca buruk membuat penyelam tak bisa mencapai dasar kaut. "Tadi saja mereka coba menyelam tapi terlempar terbawa arus. Terlalu lama," katanya. (Baca juga: FDR Air Asia Utuh, Analisis Butuh Waktu 8 Bulan)
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
15 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia membatalkan dua penerbangan dari dan menuju Kota Kinabalu, Malaysia akibat sebaran abu vulkanik Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.