Budi Gunawan Tersangka, Bukan Sekali Jokowi 'Nabok Nyilih Tangan'
Reporter
Editor
Rabu, 14 Januari 2015 05:05 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Megawati Soekarnoputri bersama ajudan Kolonel Pol. B Gunawan pada sidang kabinet di Bina Graha, Jakarta, 11 Januari 2001. TEMPO/ Rully Kesuma
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, mengatakan penetapan calon tunggal Kepala Kepolisian RI, Komisaris Jenderal Budi Gunawan, sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pasti akan menimbulkan spekulasi politis oleh sebagian pihak. Apalagi, ujar dia, penetapan tersangka Budi diumumkan menjelang uji kepatutan dan kelayakan di Dewan Perwakilan Rakyat. (Baca: Tersangka KPK, Budi Gunawan: Kenapa Tak dari Dulu?)
"Pasti akan banyak orang yang mengaitkan ini merupakan unsur politis," tutur Gun Gun saat dihubungi, Selasa, 13 Januari 2015. "Banyak spekulasi politis dan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, tapi saya tetap mengapresiasi apa yang dilakukan KPK." (Baca: Budi Gunawan Tersangka, Polisi Jangan Gelap Mata)
Dari analisis Gun Gun, skema penetapan Budi sebagai tersangka hampir sama seperti saat penyusunan Kabinet Kerja pada Oktober lalu. Saat itu KPK juga memberi tanda pada beberapa nama calon menteri lantaran dianggap memiliki rapor merah secara hukum. (Baca: Pilih Kapolri, Jokowi Disuruh Tiru Cara SBY)
"Artinya, karena Jokowi tidak bisa menghindari tekanan, dia menggunakan KPK untuk menolak seseorang menjabat di pemerintahannya," kata Gun Gun. "Ibaratnya, menampar orang dengan tangan orang lain." (Baca: Budi Gunawan Tersangka, JK-Jokowi Gelar Pertemuan)
Namun Gun Gun enggan berspekulasi lebih jauh ke ranah politis. Alasanya, ujar dia, KPK merupakan lembaga hukum independen. "Jika memang benar ini merupakan upaya politis yang dilakukan Jokowi tapi KPK ada buktinya, justru itu lebih bagus," tuturnya. (Baca juga: Pilih Budi Gunawan, Jokowi Ingin Berterima Kasih)
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
3 jam lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.