Yogyakarta Tuan Rumah Festival Film Disabilitas

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 5 Januari 2015 07:24 WIB

Sebuah mural bertuliskan caci maki untuk aparat pemerintah kota Yogyakarta terlihat di pojok jalan Kolonel Sugiyono, Yogyakarta (17/10). Berbagai karya street art ini dipasang sebagai bentuk protes terhadap minimnya fasilitas untuk difabel dan ruang berekspresi seni. TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO, Purwokerto - Untuk kedua kalinya, Festival Film Disabilitas (FFDIS) kembali digelar di Yogyakarta. Pada tahun 2013, FFDIS digelar sebagai bagian dari upaya mengutamakan isu difabel di Indonesia.

Berbagai film dokumenter diikutsertakan oleh para film maker dalam festival film disabilitas yang didukung oleh United Cerebral Palsy-Roda untuk Kemanusiaan Indonesia. "Sejumlah karya film yang mengangkat tema difabilitas itu cukup membantu memberi pandangan tentang kehidupan para difabel di Indonesia, tentu dalam sudut pandang yang beragam," kata Pambudi, Direktur FFDIS, Ahad, 4 Januari 2015. (Baca: Empat Kebijakan Jokowi untuk Industri Kreatif)

Pambudi mengatakan, pada kompetisi FFDIS kali ini, selain kategori film dokumenter, juga ada kategori film fiksi yang dikompetisikan. Sejumlah 29 karya film, baik dokumenter maupun fiksi, turut serta memeriahkan FFDIS #2. Sejumlah film adalah karya pelajar dari berbagai SMU/SMK di Indonesia.

Ia mengatakan karya film yang diikutkan dalam FFDIS bisa dimanfaatkan untuk membantu kampanye pemenuhan hak-hak kelompok difabel di Indonesia. Biar pun beberapa karya film, khususnya kategori film fiksi, masih menjadikan difabel sebagai obyek film dan terkesan sangat mendramatisasi. Meski demikian, penyelenggara FFDIS sangat mengapresiasi karya-karya film tersebut sebagai cara baru mendekatkan isu difabilitas kepada publik. (Baca: Jokowi Tonton 3 Film Indonesia Ini Sejak 2013 )

Lebih lanjut, Pambudi mengatakan bahwa ragam cara pandang terhadap difabel dalam film yang disertakan pada FFDIS #2 itu menunjukkan representasi pandangan masyarakat terhadap difabel yang masih dianggap sebagai entitas yang berbeda.

Pada kompetisi tahun ini, ragam karya film tentang difabilitas diputar di berbagai kota sebelum digelarnya acara penganugerahan atas karya film terbaik yang diikutkan dalam FFDIS #2. Penyelenggara FFDIS #2 bekerja sama dengan berbagai komunitas film di berbagai kota, seperti Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta, menggelar pemutaran karya-karya film yang disertakan dalam FFDIS #2 sejak 1 Desember 2014. "Tujuannya untuk memperluas isu difabilitas sekaligus menjaring input (kritik) atas karya film tersebut," katanya. (Baca: Ini Daftar Pemenang FFI 2014)

Masih menurut Pambudi, pada 7 Januari 2015 nanti, FFDIS #2 akan menggelar malam penganugerahan (awarding) atas karya film yang diikutkan dalam FFDIS #2 di Lembaga Indonesia Prancis (LIP) Yogyakarta mulai pukul 19.00. Sejumlah pihak penentu kebijakan (pemerintah) dan aktivis difabel akan hadir untuk terlibat dalam talkshow yang akan mendiskusikan aksesibilitas publik bagi difabel di Indonesia.

ARIS ANDRIANTO

Baca berita lainnya:
Surat Cinta Menteri Jonan untuk Para Pilot

Jonan Bekukan Rute Air Asia, Singapura Bereaksi

Ribut AirAsia , Jonan Panggil Dua Pejabat Ini

Pilot AirAsia Berjilbab Hebohkan Netizen

Risma Tak Percaya Peringatan Dini Amerika Serikat

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

5 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

13 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

17 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

17 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

28 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

32 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

52 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

53 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

58 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya