Petugas Basarnas dan kepolisian membawa serpihan pesawat AirAsia QZ-8501 dibungkus alumunium foil yang di berikan Crew Helikopter Black Hawk US ARMY, di lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Selatan, Jum'at 2 Januari 2015, sebanyak empat Jenazah dan serpihan pesawat AirAsia hasil evakuasi yang ditemukan oleh Kapal Angkatan Laut Amerika, USS SAMPSON yang di bawa dengan Heli ke lanud Iskandar. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Pencarian pesawat AirAsia QZ8501 berhadapan dengan waktu dan cuaca. Jumat lalu, angin dan hujan deras menghadang pencarian serpihan pesawat pada areal yang lebih luas. Tujuh jenazah telah ditemukan di Perairan Jawa, lokasi pesawat jatuh pada Ahad pagi dengan membawa 162 penumpang. (Baca: Tony Fernandes Tunaikan Janji ke Pramugari Air Asia)
Arus yang kuat dan dan ombak laut yang menghempas kencang diyakini telah menggeser puing pesawat, termasuk badan pesawat. "Ada kemungkinan mayat berada dalam pesawat," kata Marsekal Sunarbowo Sandi, Koordinator Pencarian dan Penyelamatan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, seperti yang dikutip dari ABC News, Jumat, 2 Januari 2015. "Sekarang kami berlomba dengan waktu dan cuaca." (Baca: Janji Tony Fernandes ke Pramugari Korban Air Asia)
Pihak berwenang berharap sonar akan menuntun mereka ke lokasi reruntuhan pesawat. Mereka berharap sonar juga akan menunjukkan letak kotak hitam, perekam menit demi menit kejadian dalam mesin dan kokpit, melacak apa yang dilakukan kru pesawat, termasuk mekanisme pengambilan keputusan. Daerah pencarian diperluas dua kali lipat menjadi 13.500 mil laut. (Baca: Geger, Menteri Jonan Damprat Direktur Air Asia)
Mayat yang ditemukan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya. Tiga di antaranya telah diidentifikasi dan salah satunya Hayati Lutfiah Hamid. Ada pun para pejabat angkatan laut Malaysia mengatakan telah melihat setidaknya tiga mayat lagi mengambang di laut tetapi belum dapat dipastikan. (Baca: Ini Pesan Terakhir Teknisi Air Asia di Blackberry)
Tidak jelas apa yang menyebabkan pesawat jatuh ke laut selama penerbangan dari Surabaya ke Singapura. Pesawat itu kehilangan kontak dengan pengendali lalu lintas udara di atas Laut Jawa, tak lama setelah pilot meminta perubahan rencana penerbangan karena cuaca. Sejauh ini, pintu darurat, jaket pelampung dan beberapa bagasi telah ditemukan di area perairan dangkal, kedalaman kurang dari 100 meter.
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
25 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia membatalkan dua penerbangan dari dan menuju Kota Kinabalu, Malaysia akibat sebaran abu vulkanik Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.