TEMPO.CO, Sumenep-Gara-gara tidak ada kapal yang berlayar ke Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Yayasan Tahfidul Quran, Darul Islah di Desa Masalima batal mendapatkan bantuan dana Rp 4 Juta dari pemerintah daerah setempat. "Tak ada kapal, kami lambat mencairkan bantuan itu," kata Ketua Yayasan Darul Islah Masalembu Mohammad Haidar, Rabu, 31 Desember 2014.
Selain hambatan transportasi, Haidar juga mengeluhkan lambannya pemberitahuan adanya bantuan dari pemerintah daerah kepada penerima. Contohnya, dia melanjutkan, dalam surat dari Pemerintah Kabupaten Sumenep disebutkan bantuan yang Rp 4 juta itu harus sudah dicairkan per 24 Desember lalu. Namun, surat pemberitahuan baru sampai ke dirirnya pada 28 Desember 2014.
Karena tak ada kapal, Haidar memberikan surat kuasa kepada saudaranya yang ada di Kota Sumenep untuk mencairkan bantuan tersebut. Namun sudah terlambat, bantuan yang tidak bisa dicairkan itu terlanjur dikembalikan lagi ke kas daerah karena sudah tutup buku anggaran tahun 2014. "Harusnya ada kompensasi, warga pulau jangan diperlakukan sama dengan warga daratan," ujar Haidar. (Baca berita lainnya: BBM Langka, Warga Segel Kantor Camat Masalembu)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumenep asal Masalembu Darul Hasyim Fath membenarkan cerita Haidar. Yang dialami Yayasan Darul Islah, kata dia, hanya dampak kecil dari buruknya layanan transportasi di wilayah kepulauan Sumenep. "Ada bantuan bedah rumah, bantuan masjid dan musala di Masalembu juga tidak cair karena masalah transportasi," kata politikus PDI Perjuangan ini.
Meski kejadian semacam ini sering dialami saat kontrak kapal perintis habis, Darul menilai tidak ada perbaikan kebijakan dari pemerintah daerah untuk mencari solusi mengatasinya. "Warga pulau selalu dianaktirikan," ujarnya.
Bupati Sumenep Busyro Karim belum dapat dikonfirmasi atas keluhan warga Masalembu. Busyro dan jajarannya sedang melakukan kunjungan kerja ke Pulau Raas.
Ihwal kekosongan jalur pelayaran ke Masalembu dikarenakan sejak Selasa kemarin, 30 Desember 2014, tiga kapal perintis, yakni KM Amukti Palapa, KM Sabuk Nusantara 27 dan KM Asia 1 habis masa kontraknya.
Dinas Perhubungan setempat tengah menunggu proses tender berikutnya dengan perusahaan pelayaran tersebut. Diperkirakan kekosongan pelayaran ke Masalembu berlangsung sepekan lebih. (Baca selengkapnya: Pulau Masalembu Bakal Terisolasi, Ini Penyebabnya)
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler:
40 Jasad Korban Air Asia Ditemukan KRI Bung Tomo
Sinyal Ponsel Penumpang Air Asia Jadi Petunjuk?
Akhir Nasib Petral: Dilumpuhkan!
Ini Dia Harga Baru Premium dan Solar
Satu Pramugari Air Asia QZ8501 Ditemukan Pagi Ini