Putra Amien Rais, Hanafi Rais di sela-sela kongres Partai Amanat Nasional III, di Batam, Kepulauan Riau, Jum'at (8/1). Hanafi siap menjadi sekjen jika kandidat Dradjad Wibowo terpilih menjadi ketua umum PAN periode 2010-2014. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Hanafi Rais mengatakan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yang baru nanti harus punya sistem menejemen cerdas untuk mengamankan wilayah laut Indonesia. (Baca: Jokowi Andalkan Kepala Staf TNI AL Baru)
Alasannya, menurut putra Amien Rais ini, TNI AL hanya punya sekitar 110 kapal perang yang bisa digunakan untuk mengamankan teritorial laut Indonesia. "Jumlah itu masih kurang, terlebih Presiden Joko Widodo punya program maritim yang kuat," kata Hanafi saat dihubungi Tempo, Ahad, 21 Desember 2014. (Baca: Ini Calon KSAL Pilihan Menteri Susi)
Jika punya manajemen cerdas, KSAL baru bisa memaksimalkan jumlah kapal untuk mengamankan seluruh wilayah Indonesia. Sebab, keamanan laut bukan hanya persoalan pencurian ikan, tapi termasuk urusan pelanggaran wilayah kedaulatan, penyelundupan, dan lainnya. (Baca: Begini Cara Deteksi dan Tindak Kapal Ilegal)
Hanafi juga meminta KSAL baru punya komitmen kuat dalam meningkatkan kekuatan armada TNI AL. Sebab, untuk bisa jadi tulang punggung visi maritim Jokowi, TNI AL butuh sejumlah alat utama sistem persenjataan baru. "Bukan cuma kapal perang, tapi kapal selam, helikopter, dan pesawat pengintai," kata Hanafi. (Baca: Patroli Laut, TNI AL Gelagapan Kurang Bahan Bakar)
Menurut Hanafi, meski tak punya wewenang untuk menambah anggaran alutsista, KSAL harus bisa mengutamakan pembelian alutsisa yang paling diperlukan. "Kalau pemimpinnya (KSAL) punya komitmen dan kemauan kuat, DPR pasti akan setuju," tutur Hanafi. (Baca: Lagi, TNI AL Bakar Dua Kapal Ilegal)
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998
28 hari lalu
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998
Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.