Komite Sekolah Gagal Awasi Anggaran Pendidikan  

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 19 Desember 2014 16:54 WIB

ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pendidikan Amich Alhumami menyebutkan komite sekolah tak efektif mengawasi pengelolaan anggaran. Sebab, pemilihan anggota komite oleh sekolah rawan praktek nepotisme dengan memasukkan mantan guru atau kolega. "Pengawasan anggaran akhirnya penuh dengan aksi kongkalikong," katanya kepada Tempo, Jumat, 19 Desember 2014.

Menurut Amich, pengawasan dana pendidikan yang ideal ialah melibatkan orang tua siswa dan lembaga auditor independen. Sebab, orang tua siswa punya kepentingan agar fasilitas pendidikan bagi anak-anaknya wajib diselenggarakan secara maksimal. Sedangkan lembaga auditor independen punya tanggung jawab untuk mengawasi penggunaan dana pendidikan secara akuntabel. (Baca: Pengadaan Buku K13, Menteri Anies Agar Lapor KPK)

Amich juga mendesak sekolah agar berani mengumumkan pengelolaan dana pendidikan secara rutin. Sebab, sekolah kini punya tanggung jawab besar mengurus beragam sektor pendanaan, seperti pembelian buku, alat laboratorium, honor guru, serta pembangunan dan perawatan gedung. Beragam variabel pendanaan itu yang ditengarai Amich sebagai celah penyimpangan dana pendidikan. "Bila dilaporkan secara rutin, sekolah tak lagi kerepotan saat pertanggungjawaban pada akhir tahun," ujarnya. (Baca: Ombudsman Surati Dinas Pendidikan DKI Soal Transparansi Anggaran)

Sebelumnya, sekolah negeri maupun swasta mulai mendeklarasikan gerakan antikorupsi. Aksi tersebut untuk mencegah dan menghilangkan praktek pungutan liar dalam mengelola sektor pendidikan. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun menyebut gerakan ini sebagai awal untuk mewujudkan pelayanan pendidikan yang transparan dan akuntabel, khususnya pada sektor pengelolaan anggaran.

Amich mengapresiasi gerakan tersebut karena sekolah mulai sadar pentingnya pendidikan antikorupsi. Kepala sekolah, guru, dan siswa mulai paham bahwa korupsi tak lagi menjadi gejala di lingkup pemerintahan saja, tapi telah merambah pada sektor pendidikan. Maka, korupsi sebagai patologi sosial harus diberantas dengan komitmen dan aksi nyata seluruh pemangku kepentingan sektor pendidikan. "Paling penting aksi nyata sekolah dengan berani transparan mengelola anggaran," ujarnya. (Baca: Potensi Korupsi Anggaran Pendidikan Dimulai dari Pengalokasian)

RAYMUNDUS RIKANG




Berita terpopuler:
Alex Sinaga Resmi Pimpin Telkom
Chelsea Akan Beri Hazard Gaji Tertinggi
Kongres Demokrat, SBY Dipastikan Ketua Umum Lagi
KPK Telusuri Asal Uang di Rekening Gendut Foke

Berita terkait

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

11 hari lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

BPKD DKI Tepis Isu Heru Budi Pangkas Penerima KJMU untuk Potong Anggaran Pendidikan

15 Maret 2024

BPKD DKI Tepis Isu Heru Budi Pangkas Penerima KJMU untuk Potong Anggaran Pendidikan

Kepala BPKD DKI Jakarta membantah adanya instruksi Heru Budi untuk memotong anggaran pendidikan karena ada kebijakan baru pemadanan penerima KJMU.

Baca Selengkapnya

JPPI Minta Anggaran Program Makan Siang Gratis Tak Ambil dari Alokasi untuk Pendidikan

5 Maret 2024

JPPI Minta Anggaran Program Makan Siang Gratis Tak Ambil dari Alokasi untuk Pendidikan

JPPI mengatakan program makan siang gratis tidak boleh mengambil anggaran pendidikan yang saat ini sudah sangat terbebani.

Baca Selengkapnya

Janji Anies Baswedan Bentuk Pos Anggaran Pendidikan Khusus Disabilitas dan Kelompok Rentan

24 Januari 2024

Janji Anies Baswedan Bentuk Pos Anggaran Pendidikan Khusus Disabilitas dan Kelompok Rentan

Anies Baswedan Komitmen akan Bentuk Pos Anggaran Pendidikan Khusus Disabilitas dan Kelompok Rentan

Baca Selengkapnya

Jokowi Soroti Perlunya Kenaikan Anggaran Pendidikan untuk Hadapi Bonus Demografi

16 Januari 2024

Jokowi Soroti Perlunya Kenaikan Anggaran Pendidikan untuk Hadapi Bonus Demografi

Jokowi menyatakan bahwa Indonesia harus mengejar ketimpangan pendidikan dengan negara lain.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingin Anggaran dan Jumlah Penerima LPDP Ditambah hingga 5 Kali Lipat

16 Januari 2024

Jokowi Ingin Anggaran dan Jumlah Penerima LPDP Ditambah hingga 5 Kali Lipat

Jokowi mengatakan anggaran untuk pendidikan perlu ditambah, termasuk untuk Beasiswa LPDP.

Baca Selengkapnya

Untuk Apa Saja Anggaran Pendidikan RAPBN 2024 Rp 660,8 Triliun?

17 Agustus 2023

Untuk Apa Saja Anggaran Pendidikan RAPBN 2024 Rp 660,8 Triliun?

Presiden Joko Widodo mengatakan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 menganggarkan dana pendidikan sebesar Rp 660,8 triliun.

Baca Selengkapnya

APBN 2023 Rp3.061,2 Triliun, Anggaran Ketahanan Pangan Terkecil

1 Desember 2022

APBN 2023 Rp3.061,2 Triliun, Anggaran Ketahanan Pangan Terkecil

Alokasi APBN 2023 itu terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp2.246,5 triliun rupiah, dan transfer ke daerah sebesar Rp814,7 triliun.

Baca Selengkapnya

Komisi VIII DPR Sepakat Perjuangkan Aspirasi Madrasah dan Pesantren

23 September 2022

Komisi VIII DPR Sepakat Perjuangkan Aspirasi Madrasah dan Pesantren

HNW meminta agar Pesantren menjadi Direktorat Jenderal, serta proporsionalitas anggaran bagi madrasah swasta, evaluasi sistem pengangkatan guru madrasah, sosialisasi UU Pesantren, dan realisasi Dana Abadi Pesantren.

Baca Selengkapnya

Perkuat Dana Abadi, Alumni ITS Sumbang Rp 1 Miliar

17 Agustus 2022

Perkuat Dana Abadi, Alumni ITS Sumbang Rp 1 Miliar

Ikatan Alumni ITS menyumbang Rp 1 miliar untuk dana abadi. Dana tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan Tri Dharma kampus.

Baca Selengkapnya