Seorang aktivis Solidaritas Mahasiswa Papua berunjuk rasa dengan pakaian tradisional Papua di depan kantor PT Freeport Indonesia di kawasan Kuningan, Jakarta (20/5). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO,Malang - Sebanyak 30 mahasiswa Papua di Malang, Jawa Timur, berunjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang, Jumat, 19 Desember 2014. Mereka menolak rencana Presiden Joko Widodo merayakan Natal di Papua pada 27 Desember 2014.
"Kami tegas menolak kedatangan Jokowi di tanah Papua," kata koordinator unjuk rasa, Yustus Yekusamon. (Baca: Natal, Jokowi Akan Blusukan di Papua)
Kelompok mahasiswa itu mengajukan syarat bagi Jokowi untuk bisa datang ke Papua. Mereka menuntut Jokowi membebaskan Papua menentukan nasib sendiri. Mereka juga mendesakkan penarikan aparat militer dan kepolisian dari Bumi Cendrawasih.
Syarat diberikan setelah aksi brutal militer dituding kembali terjadi dalam peristiwa di Paniai pada 8 Desember 2014. Sebanyak 8 warga tewas dan 13 lainnya terluka dalam insiden tersebut. "Banyak aksi militer yang menyebabkan korban tewas. Ini kado Natal terburuk selama rezim Jokowi," kata Yustus.
Mereka juga mengungkapkan sederet peristiwa pelanggaran hak asasi manusia di Papua sejak 1961. Salah satunya Operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) yang dicanangkan Presiden Sukarno tepat pada tanggal ini 53 tahun silam. "Trikora adalah penjajahan Indonesia atas Papua Barat," katanya.
Para mahasiswa itu berunjuk rasa sambil menyanyikan lagu Bintang Kejora dan menunjukkan tas bergambar bendera Bintang Kejora. Petugas kepolisian dan TNI yang berjaga membiarkan unjuk rasa berlangsung sampai selesai.