Penyandera Siswi Gresik Kira Kapten Suwanto Kencing di Celana
Editor
Zacharias wuragil brasta k
Jumat, 19 Desember 2014 08:39 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Fuad Ahmad, 32 tahun, pelaku penyanderaan siswi sekolah dasar di Gresik pada Rabu, 17 Desember 2014, sempat menertawai Kapten Suwanto di dalam mobil yang membawa mereka meninggalkan Markas Komando Distrik Militer 0817/Gresik. Hal itu terjadi sebelum penyergapan dilakukan oleh tim buru sergap dari Kepolisian Resor Gresik dan Suwanto merebut pisau dari tangan pelaku. (Baca: Disandera 3 Jam, Siswi SD Baca Alquran)
“Selama di dalam mobil dan berkomunikasi, saya berusaha mencairkan ketegangan,” kata Suwanto ketika ditemui setelah menerima penghargaan berupa uang pembinaan di Markas Komando Daerah Militer Brawijaya, Surabaya, Kamis, 18 Desember 2014.
Suwanto dan tiga orang lainnya dinilai berjasa menyelamatkan Zahriani alias Rani, siswi Sekolah Dasar Negeri Tlogopatut II, Gresik, korban penyanderaan.
Suwanto mengisahkan, pelaku awalnya meminta diantar ke Pelabuhan Tanjung Perak. Pelaku mengaku ingin pulang ke tempat asalnya di Lombok Timur. Sekitar satu kilometer dari Kodim, pelaku berubah pikiran. Sambil tetap memegangi korbannya, pelaku meminta diantar ke Malang.
Sesampai di Wisma Ahmad Yani, Jalan Veteran, pelaku meminjam telepon seluler Suwanto untuk menghubungi keluarganya di Malang. Selama di dalam mobil, Suwanto sempat berusaha mencairkan ketegangan. (Baca: Bebaskan Sandera, Kapten Suwanto: Itu Naluri)
Ia tidak sengaja menduduki air mineral yang hendak diberikan kepada pelaku. Air mineral itu tumpah dan membasahi celana Suwanto. "Sampai tertawa karena saya mungkin dikira kencing," katanya.
Tepat di traffic light, Suwanto mengerem mobil patroli yang dikendarainya. Pada saat itulah anggota Polres Gresik berkomunikasi dengan pelaku. Kejadian ini dimanfaatkan Suwanto yang sejak awal mencari kesempatan untuk merebut pisau dari tangan kanan pelaku.
Spontan, Suwanto menarik tangan kanan dan memasukkan tangan kirinya untuk menutupi leher Rani. "Agar kalau pisau enggak bisa direbut, biar tangan saya yang terluka," ujarnya. Tindakan itu membuat tangan Suwanto tergores pisau.
Seorang anggota Polres Gresik bernama Aiptu Bambang Sulistyo berusaha meraih Rani, namun tidak berhasil. Dia lalu berlari ke pintu sebelah kiri dan memecah kaca di sebelah tempat pelaku duduk. Bersamaan dengan itu, Bintara Administrasi dan Personalia Kodim Sersan Mayor Andi Junaidi datang dari arah kanan Suwanto yang masih berada di dalam mobil bersama pelaku. Menindih Suwanto, Andi memukul kepala pelaku dengan gagang sangkur. "Pada saat itu, Serma Andi meraih Rani supaya bisa keluar," kata Suwanto.
Setalah korban diamankan, pelaku terus meronta. Kaca kembali dipecah. Dari arah kiri, tangan pelaku ditarik hingga telepon seluler yang digenggamnya terlepas. Penembakan pun terjadi, dan berujung dengan tewasnya pelaku.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Terpopuler
Tertinggal Pesawat, Dhani: Pilot Garuda Kampret
JK Ketua Umum PMI, Titiek: Saya Tetap Menang
JK Walk Out, Titiek: Ngambek atau Mau Bobok?
Rupiah Jeblok, SBY Bela Jokowi