Polri Juga Usut Rekening Gendut Kepala Daerah  

Reporter

Editor

Anton Septian

Sabtu, 13 Desember 2014 04:36 WIB

Dok. TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan institusinya sudah menerima laporan transaksi mencurigakan kepala daerah dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaski Keuangan (PPATK). Boy menyebutkan, ada beberapa kepala daerah yang PPATK curigai terindikasi adanya pelanggaran pidana. Namun dia enggan menyebutkan nama-namanya.


“Ya memang sudah ada, kami sudah berkoordinasi dengan PPATK,” kata Boy di kantornya, Kamis, 11 Desember 2014. “Sudah dilakukan penyelidikan terhadap temuan PPATK itu, namun hasilnya belum ada. Karena kami butuh proses untuk menelusuri semuanya, apakah ada tindak pidana atau tidak.” (Baca: Siapa 10 Kepala Daerah Pemilik Rekening Gendut?)

Menurut Boy, tidak semua transaksi mencurigakan yang ditemukan PPATK itu terbukti ada tindak pidana. “Kejanggalan dan transaksi mencurigakan itu belum dapat disimpulkan bahwa ada tindak pidana. Itu hasil PPATK yang baru dicurigai, namun belum tentu ada pelanggaran hukumnya atau tindak pidana pencucian uang,” ujarnya. (Baca: Benarkah Foke Dincar KPK di Kasus Rekening Gendut?)

Boy mengatakan setelah laporan PPATK soal rekening gendut itu masuk ke Mabes Polri, institusinya juga sudah melakukan pengecekan harta kekayaan kepala daerah yang dicurigai. Misalnya, kata Boy, mengecek profesi dan harta kekayaan dan disesuaikan dengan jumlah transfer yang dicurigai. Selain itu, sudah meminta keterangan kepala daerah yang bersangkutan mengenai transfer itu.

“Tapi semuanya belum dapat disimpulkan karena masih dalam proses,” ujarnya. “Belum ada bukti dan alasan yang kuat untuk menyimpulkan adanya dugaan tindak pidana.” (Baca: Inikah Transaksi Rekening Gendut Foke?)


REZA ADITYA

Terpopuler:
Ditemukan, Kapal Selam Nazi Menyusup ke Laut Jawa
Netizen: Fahrurrozi Gubernur FPI sampai Kiamat
Pemred Jakarta Post Jadi Tersangka Penistaan Agama
Kubu Ical Mau Rapat di Slipi, Yorrys: Siapa Lu?
Benarkah Hitler Sesungguhnya Hidup di Sumbawa?
Munir Dibunuh karena Sejumlah Motif, Apa Saja?





Advertising
Advertising

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

11 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

12 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya