Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie berjabat tangan bersama Ketua Dewan Pertimbangan, Akbar Tandjung saat jumpa pers usai sidang pemilihan ketua umum dalam Munas IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, 3 Desember 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat hasil Musyawarah Nasional Golkar di Bali, Bambang Soesatyo, menganggap pertemuan antara Agung Laksono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla biasa saja. Menurut dia, kubunya juga sering bertemu dengan politikus senior partai beringin itu. (Baca: 3 Amunisi Kubu Ical Kalahkan Agung Cs)
"Tidak ada yang istimewa. Sebelumnya kan Pak JK juga sering bertemu Aburizal Bakrie dan lain-lainnya," ujar Bambang melalui BlackBerry Messenger, Rabu, 10 Desember 2014. Bambang yang juga loyalis Ketua Umum Golkar hasil munas Bali, Aburizal, itu menganggap ketidakhadiran JK di munas Ancol menunjukkan sikap netralitas. "Sikap Pak JK itu harus diapresiasi." (Baca: Lagi, Kubu Agung Tolak Ajakan Islah dari Ical)
Suka atau tidak suka, kata dia, salah satu 'mahkota' Partai Golkar memang berada di kepala JK sebagai mantan Ketua Umum. "Sehingga kehormatannya perlu dijaga bersama," ujar anggota Komisi Hukum DPR itu. Apalagi, penolakan JK menjadi anggota Dewan Pertimbangan Golkar versi kubu Agung itu sudah menunjukkan JK tidak berpihak. (Baca: 6 Saat-saat Kritis di Balik Pecahnya Golkar)
Dia juga yakin meski Agung bertemu JK tak akan mempengaruhi sikap Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia ihwal kepengurusan yang sah. "Saya berharap pemerintah waspada agar tidak ditunggangi kepentingan kelompok tertentu untuk ikut cawe-cawe dalam konflik internal Golkar," kata Bambang. Pemerintah harus bisa memposisikan diri sebagai pihak yang netral. (Baca: Kubu Ical Masih Buka Peluang Islah)