Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh curhat soal penghentian Kurikulum 2013 lewat cuitan di Twitter. Dalam linimasa di akun resmi @mohammad_nuh_, ia menilai kebijakan tersebut salah langkah. "Mohon maaf, menurut saya, kembali pada Kurikulum 2006/KTSP adalah langkah mundur. #K13 secara substansi, bukan teknis, tak ada masalah," kata dia dalam cuitan pada Senin, 8 Desember 2014. (Baca: Ahok Setuju Kurikulum 2013 Ditarik)
Dia mengatakan bila ditemukan masalah teknis, seharusnya dicarikan solusi perbaikannya. "Bukan balik ke belakang," kata dosen teknik elektro Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya itu.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan menganggap Kurikulum 2013 masih perlu diperbaiki dari segi substansi. Pasalnya, dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 159 Tahun 2014 disebutkan perlunya evaluasi substansi ide, desain, dan dokumen kurikulum. (Baca: Kurikulum 2013 Distop, Separuh Buku Sudah Dicetak)
"Kalau Permen itu hanya mengatakan evaluasi pelaksanaan, berarti tidak ada masalah di substansi. Tapi, Permen ini menyebutkan perlu evaluasi ide dengan desain dan desain dengan dokumen. Padahal, seharusnya masalah kedua hal itu sudah selesai," kata Anies kepada Tempo di kantornya.
Nuh juga mempertanyakan mengenai penghentian Kurikulum 2013 yang tidak menyeluruh. Masih ada 6.221 sekolah yang sudah menjalani kurikulum itu selama 3 semester yang diizinkan untuk melanjutkan. "Jika bermasalah, tentu tidak dipakai sama sekali," kata dia. (Baca: Penerapan Kurikulum 2013 Tergesa-gesa)
Mengenai hal ini, Anies Baswedan mengatakan tidak tertutup kemungkinan seluruh sekolah tidak menggunakan Kurikulum 2013 sampai kurikulum itu selesai diperbaiki. "Bisa saja dihentikan 100 persen. Kalau semua menyatakan tidak siap, tidak masalah," katanya.