SBY beri salam kepada para penari di markas Korem 072 Pamungkas, Yogyakarta, 16 Oktober 2014. Kunjungan SBY ke sejumlah tempat di Yogyakarta untuk bernostalgia di tempatnya dulu menempuh dan menjalani tugas militer. TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat, 28 November 2014, menyampaikan pandangannya dalam akun twitter pribadinya @SBYudhoyono. Tweet yang disampaikan sekitar 12 jam lalu tersebut mengingatkan pemimpin untuk tidak selalu dibenarkan agar tidak menjadi diktator atau tiran.
SBY menyampaikan beberapa hal dalam "kuliat twit" alias "kultwit". Total ada 15 postingan yang ditulis SBY. Salah satunya adalah mengenai pemimpin dan kebenaran.
SBY mengawali tweet-nya dengan menyebutkan bahwa kebenaran mutlak adalah milik Tuhan. Karenanya, janganlah selalu membenarkan yang kuat, tetapi perkuatlah kebenaran.
"Petik pelajaran di dunia. Pemimpin yg selalu dibenarkan apapun perkataan & tindakannya, tak disadari bisa menjadi diktator atau tiran. *SBY*," demikian cuitan SBY.
Cuitan itu ditandai dengan tanda bintang yang menjadi ciri khas jika pernyataan itu datang langsung dari SBY. Selanjutnya SBY mengatakan jika tidak ada pemimpin yang ingin menjadi diktator atau tiran.
"Setiap pemimpin pastilah ingin berbuat yg terbaik. Tidak ingin jadi diktator atau tiran & kemudian harus jatuh, spt yg kerap terjadi. *SBY*," katanya.
