Demokrat Abu-abu, dari Pemilu sampai Interpelasi  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 27 November 2014 04:08 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menyalami para simpatisan saat menjadi juru kampanye terbuka di Lapang Tegalega, Bandung, Jawa Barat (30/3). TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Demokrat di DPR mendukung penggunaan hak interpelasi atas keputusan Presiden Joko Widodo yang menaikkan harga bahan bakar minyak subsidi. Meskipun mendukung, belum satu pun anggota Fraksi Demokrat membubuhkan tanda tangannya.

"Kami masih membahas bagaimana teknis bersikap terhadap hak bertanya dan hak interpelasi," kata anggota Fraksi Demokrat Khatibul Umam Wiranu melalui pesan pendeknya kepada Tempo, Selasa, 25 November 2014. (Baca: Tiga Politikus Ini Doyan Bikin Interpelasi)

Jika dirunut, ini bukan kali pertama Demokrat bersikap abu-abu dalam menghadapi perkembangan situasi politik. Saat pemilu presiden lalu, Partai Demokrat menyatakan netral, namun beberapa kali petinggi partai tersebut tampak dekat dengan Koalisi Prabowo. Begitu juga saat pengesahan RUU Pilkada, dan interpelasi BBM terhadap Jokowi. (Baca: Bambang Soesatyo Klaim Demokrat Dukung Interpelasi)

Demokrat Netral di Pemilu Presiden

Menghadapi pemilihan presiden lalu, partai Demokrat menjadi salah satu incaran kubu Prabowo. Namun pengakuan tertulis sulit didapat dari SBY. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Nurpati menyatakan, Demokrat masih berpegang pada keputusan Rapat Pimpinan Nasional yaitu netral terhadap pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Namun ketika Prabowo-Hatta mempresentasikan visi-misi di Hotel Sahid, Demokrat langsung memberikan sinyal mendukung pasangan tersebut. Ketua Harian Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan menyatakan, visi dan misi pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa segaris dengan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. "Saya ingin, mulai sekarang sosialisasikan kepada seluruh kader dan simpatisan Demokrat kalau Prabowo-Hatta segaris," kata Sjarifuddin saat menutup acara pemaparan visi-misi, Ahad, 1 Juni 2014.

Namun saat deklarasi penandatanganan koalisi permanen di Tugu Proklamasi 14 Juli lalu, tidak ada satu pun petinggi Demokrat yang menandatangani. Anggota koalisi lain diwakili Ketua Umumnya, Demokrat hanya diwakili Ketua Dewan Pimpinan Daerah Demokrat Jakarta, Nachrowi Ramli. "Harusnya Pak Sjarifuddin Hasan datang ke sini, tapi karena sedang berhalangan hadir saya yang mewakili," kata Nachrowi dalam sambutannya sebelum penandatangan koalisi permanen.

Baca: Drama Walk Out

Berita terkait

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.

Baca Selengkapnya

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

11 Oktober 2022

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

SBY mengungkapkan dengan melukis dapat mendatangkan kedamaian dalam hatinya sekaligus berharap dapat mengobati rasa rindu.

Baca Selengkapnya

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?

Baca Selengkapnya

DPRD Lempar Handuk Putih, Batal Interpelasi Wali Kota Depok soal KDS

6 Agustus 2022

DPRD Lempar Handuk Putih, Batal Interpelasi Wali Kota Depok soal KDS

DPRD Kota Depok membatalkan rencana mengajukan hak interpelasi terhadap wali kota soal Kartu Depok Sejahtera (KDS)

Baca Selengkapnya

JakPro Harus Bayar Rp 90 M, Gembong PDIP: DPRD DKI Sudah Minta Kontrak Formula E

20 Juni 2022

JakPro Harus Bayar Rp 90 M, Gembong PDIP: DPRD DKI Sudah Minta Kontrak Formula E

Fakta Jakpro kurang bayar Formula E Rp 90 miliar menurut Gembong Warsono hanya diketahui Pemprov DKI dan Jakpro.

Baca Selengkapnya

Dewan Tagih Jadwal Sidang Interpelasi Terhadap Wali Kota Depok

17 Juni 2022

Dewan Tagih Jadwal Sidang Interpelasi Terhadap Wali Kota Depok

Hak interpelasi yang dilancarkan oleh 33 anggota DPRD kepada Wali Kota Depok hingga kini tak jelas kelanjutannya.

Baca Selengkapnya

Lontarkan Sindiran Soal Formula E, Anies Baswedan: Minta Maaf Mengecewakan

13 Juni 2022

Lontarkan Sindiran Soal Formula E, Anies Baswedan: Minta Maaf Mengecewakan

Menurut Anies Baswedan ada orang yang kecewa karena Formula E Jakarta dapat terselenggara dengan baik.

Baca Selengkapnya

PDIP Tetap Ngegas Interpelasi Formula E Meski Acaranya Dihadiri Jokowi dan Puan

7 Juni 2022

PDIP Tetap Ngegas Interpelasi Formula E Meski Acaranya Dihadiri Jokowi dan Puan

Anggota DPRD DKI dari PDIP tetap melanjutkan wacana interpelasi Formula E. Tak terpengaruh dengan kehadiran Jokowi dan Puan Maharani.

Baca Selengkapnya