Kapolri Jenderal Sutarman dalam keterangan pers, di Kantor Menkopolhukam, Jakarta, 22 Juli 2014. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polri Jenderal Sutarman menjamin keamanan bagi investor di Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam. Menurut dia, insiden bentrok anggota Batalion Yonif 134 Tuah Sakti dan anggota Brimob Polda Kepulauan Riau di Tembesi, Batam, sudah bisa diatasi.
"Kami menjamin Batam tetap kondusif dan aman bagi investor yang sudah memiliki usaha dan calon investor yang hendak berinvestasi," kata Sutarman di Batam, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 21 November 2014.
Konflik antara anggota TNI dan anggota Brimob sudah selesai dan tidak akan ada lagi. "Silakan berinvestasi di Batam dengan tenang dan tidak usah terganggu dengan isu konflik susulan. Kami menjamin keamanan di Batam," kata Sutarman.
Bentrok terjadi pada Rabu malam. Prajurit TNI menembaki markas Brimob. Pemicu bentrokan karena perselisihan antara anggota TNI dan Brimob saat mengisi bahan bakar minyak di sebuah penjual bensin. Bentrokan ini menimbulkan korban tewas dari anggota TNI, yang tertembak di bagian dada. (Baca: Peluru di Dada Korban Lebur)
"Semua harus menjalin komunikasi sebaik-baiknya. Jangan sampai ada lagi tindakan yang mengakibatkan suasana tidak kondusif dan berdampak besar pada iklim investasi Batam," kata dia. (Baca: Batam Mencekam, Anggota TNI-Polri Bentrok)
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam Dwi Djoko Wiwoho sebelumnya mengatakan keamanan menjadi faktor utama investor asing menanamkan modalnya di Batam. "Jika kondisi aman, akan membuat investor datang. Namun jika sering terjadi konflik dan kerusuhan, maka promosi yang kami lakukan sia-sia," kata dia.
Di Jakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan untuk mencegah bentrok terulang pemerintah perlu memperbaiki situasi di tingkat bawah, termasuk kesejahteraan. "Tidak semua tindakan di bawah itu pasti ada tanggung jawab di atasnya. Yang paling penting situasi di bawah diperbaiki, apakah itu masalah kesejahteraan, fasilitas, atau perlengkapan tugas," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Kamis, 20 November 2014.
Menurut dia, bentrok seperti yang terjadi di Batam telah terjadi beberapa kali. Untuk mengantisipasi kejadian yang sama, pemerintah harus mempelajari penyebab terjadinya masalah secara dalam. "Ini kan masalah pribadi menjadi masalah kesatuan."
Kalla mengakui bahwa masalah personel antara TNI dan Polri masih ada dan harus diselesaikan untuk mencegah terjadi bentrok. "Bibit-bibit masalah personel masih ada. Jadi memang harus disatukan. Masalah ini tidak lepas dari masa lalu. Hanya saling tersinggung di tempat penjualan bensin, kok ribut," katanya.
