HM Prasetyo menunjukan surat dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) usai di lantik sebagai Jaksa Agung baru di Istana Negara, Jakarta, 20 November 2014. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Partai NasDem Surya Paloh mengatakan Presiden Joko Widodo meminta pertimbangannya sebelum memilih Muhammad Prasetyo sebagai Jaksa agung. "Malam sebelum pelantikan, saya bertemu Jokowi. Di situ dia meminta pendapat saya soal Prasetyo," kata Surya di kantornya, Jumat, 21 November 2014. (Baca: Jaksa Agung Prasetyo Janji Independen)
Menurut Surya Paloh, dalam pertemuan itu dia meyakinkan Jokowi bahwa siapa pun berhak dipilih sebagai Jaksa Agung. Jokowi juga bertanya tentang komitmen Surya Paloh untuk memberikan calon Jaksa Agung yang berkualitas dari Partai NasDem. "Saya bilang, Insya Allah kader NasDem berkualitas," ujarnya. (Baca: Jaksa Agung Baru Mundur dari NasDem)
Surya Paloh mengatakan pertemuannya dengan Presiden Jokowi berlangsung dalam waktu yang tidak lama. Surya Paloh pun tidak menjabarkan secara detail, termasuk track record Prasetyo. "Tak sampai ke situ. Jokowi juga tidak bertanya," ucapnya. (Baca: Alasan Jokowi Pilih Prasetyo Jadi Jaksa Agung)
Surya Paloh juga tidak mempermasalahkan pandangan negatif terhadap Prasetyo, yang oleh banyak pihak dinilai tidak berprestasi selama menjadi Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum pada 2006. "Makanya dipilih menjadi Jaksa Agung. Mudah-mudahan dia berprestasi dalam waktu singkat," tuturnya.
Prasetyo yang lahir di Tuban, Jawa Timur, pada 1947 dilantik sebagai Jaksa Agung oleh Presiden Jokowi, Kamis, 20 November 2014. Sebelumnya Prasetyo merupakan anggota DPR dari Partai NasDem. Prasetyo sudah mengajukan surat pengunduran diri sebagai anggota legislatif maupun dari NasDem.