Migrant Care: Banyak PJTKI Palsukan Dokumen TKI  

Reporter

Selasa, 18 November 2014 18:29 WIB

Kepala BNP2TKI Gatot Abdullah berbincang dengan tenaga kerja migran yang baru pulang di Crisis Center terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, 1 Oktober 2014. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Migrant Care Anis Hidayah mengatakan ada banyak kasus buruh migran di Indonesia. Salah satunya praktek perbudakan modern dalam skema penempatan buruh migran di luar negeri. "Jika dalam proses rekrutmen mereka dijebak di negara tujuan, mereka mengalami tindakan kekerasan, pelecehan seksual, dan perkosaan," kata Anis dalam acara Peluncuran Global Slavery Index 2014, Selasa, 18 November 2014. (Baca juga: Menteri Hanif Ancam Tutup Penampungan TKI Ilegal)

Salah satu masalah dalam hal perlindungan buruh migran adalah banyaknya perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia swasta (PJTKIS) abal-abal yang masih menyalurkan tenaga kerja. "Mereka merayu dan memalsukan dokumen-dokumen TKI yang hendak ke luar negeri," ujarnya. (Baca juga: Menteri Hanif: Penampungan Calon TKI Mirip Tahanan)

Direktur Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri, Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja, Guntur Witjaksono menyebut masih banyak masalah di bidang tenaga kerja, khususnya untuk penempatan di luar negeri. Ia berharap perekrutan tenaga kerja dapat dilakukan lebih ketat. Sehingga masyarakat yang hendak bekerja ke luar negeri lebih mantap dalam hal pendidikan, keahlian, serta perlindungannya. (Baca juga: Sidak Penampungan TKI, Menteri Hanif Lompat Pagar)

Terkait dengan PJTKI yang bertindak sewenang-wenang, Guntur pun sedang mendalaminya. Guntur mengatakan pihaknya sedang melakukan penyeleksian ulang PJTKIS. "Kami sedang lakukan screening. Seluruh PJTKIS kami minta registrasi ulang," katanya pada kesempatan yang sama.

Dari 534 buah PJTKIS yang terdaftar, hingga saat ini baru sekitar 250 PJTKIS yang sudah melakukan registrasi ulang.

MITRA TARIGAN

Berita lainnya:
Islah DPR, Pramono Anung Sindir Fadli Zon
Jokowi Jadi Koki, Benarkah Australia Menghina?
Kenaikan Harga BBM, Begini Hitungan Faisal Basri
Fahri Hamzah Ingin DPR Tetap Berkelahi



Berita terkait

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

13 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

24 hari lalu

Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

Nurul Huda menggugah perhatian publik. Video curhatnya tentang pengalaman disiksa oleh majikannya di Oman menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Migrant Watch dan Migrant CARE Soal Dugaan TPPO Berkedok Magang Mahasiswa

31 hari lalu

Beda Sikap Migrant Watch dan Migrant CARE Soal Dugaan TPPO Berkedok Magang Mahasiswa

Migrant Watch menilai kasus magang ke Jerman lebih tepat dikatakan sebagai kesalahan prosedur penempatan mahasiswa ketimbang TPPO.

Baca Selengkapnya

Ferienjob: Praktik Lancung TPPO Berkedok Magang hingga Guru Besar Menjadi Tersangka

36 hari lalu

Ferienjob: Praktik Lancung TPPO Berkedok Magang hingga Guru Besar Menjadi Tersangka

Dengan iming-iming magang di Jerman, para pelaku melakukan TPPO dengan menjebak dalam program Ferienjob

Baca Selengkapnya

TPPO Modus Ferienjob, Migrant CARE Ungkap Sindikat Pernah Sasar Siswa SMK

37 hari lalu

TPPO Modus Ferienjob, Migrant CARE Ungkap Sindikat Pernah Sasar Siswa SMK

Kasus TPPO menyasar dunia pendidikan. Selain Ferienjob, kasus perdagangan orang sempat masuk ke sekolah (SMK) menggunakan modus lain.

Baca Selengkapnya

Migrant Care: PPLN Kuala Lumpur Tak Paham Aturan Pemilu, Hak Politik Ratusan Pekerja Migran Terabaikan

40 hari lalu

Migrant Care: PPLN Kuala Lumpur Tak Paham Aturan Pemilu, Hak Politik Ratusan Pekerja Migran Terabaikan

Migrant Care menyatakan PPLN Kuala Lumpur menunjukkan bobroknya penyelenggara pemilu dan tunduk pada keinginan parpol.

Baca Selengkapnya

Banyak Data Tidak Sesuai, Migrant Care Minta KPU Buka DPT PSU di Kuala Lumpur

52 hari lalu

Banyak Data Tidak Sesuai, Migrant Care Minta KPU Buka DPT PSU di Kuala Lumpur

Migrant Care menemukan hanya segelintir pemilih yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) hadir saat pencoblosan ulang di Kuala Lumpur Malaysia

Baca Selengkapnya

PSU Kuala Lumpur Digelar Hari ini, Migrant Care Sebut Jumlah Pemilih Menciut

53 hari lalu

PSU Kuala Lumpur Digelar Hari ini, Migrant Care Sebut Jumlah Pemilih Menciut

Migrant Care menyoroti berkurangnya jumlah pemilih dalam pemungutan suara ulang yang akan digelar di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Cerita Awal Mula Migrant Care Mencium Adanya Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia

1 Maret 2024

Cerita Awal Mula Migrant Care Mencium Adanya Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia

Migrant Care, mengungkap dugaan praktik jual beli surat suara pemilu di Malaysia. Surat suara pemilu itu dijual dari harga 25-50 Ringgit Malaysia

Baca Selengkapnya

Terungkap Modus Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia, Ini Respons Bawaslu-KPU

27 Februari 2024

Terungkap Modus Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia, Ini Respons Bawaslu-KPU

Migrant Care mengungkap modus dugaan jual beli surat suara di Malaysia. Harga per satu surat suara dihargai sekitar Rp 90 ribu-120 ribu.

Baca Selengkapnya