Gerindra Cemas Indonesia Jadi Negara Otoriter  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Senin, 17 November 2014 06:01 WIB

(ki-ka) Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey, Ketua Koalisi Indonesia Hebat (KIH) Pramono Anung, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, dan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, berjabat tangan usai beri keterangan pertemuan di kediaman Hatta Rajasa, di kawasan Fatmawati, Jakarta, 15 November 2014. Hasil pertemuan tersebut merumuskan kesepakatan mulai hari Senin semua fraksi di DPR sudah bekerja seperti semula. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta: Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa mengatakan partainya khawatir Indonesia akan menjadi negara otoriter. Sebab, menurut dia, hak-hak konstitusional DPR semakin teramputasi dengan rencana penghapusan beberapa pasal dalam Undang-Undang MPR, DPR, DPD, DPRD (UU MD3). (Baca: SBY Minta Kader Demokrat Loyal ke Jokowi)

"DPR akan semakin lemah karena dominasi eksekutif. DPR hanya menjadi stempel seperti yang terjadi pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono," kata Desmond ketika dihubungi Tempo, Ahad, 16 November 2014. Desmond mengatakan ketika hal itu terjadi, demokrasi Indonesia menjadi tak berdaya. (Baca: Ini Kesepakatan Kubu Jokowi-Prabowo Soal UU MD3)

Padahal, kata Desmond, esensi prinsip demokrasi adalah perbedaan. "Negara yang sehat adalah adanya prinsip check-and-balance yang baik yang menjadi kewenangan DPR," kata Desmond. Produk undang-undang yang dihasilkan, kata dia, tidak cukup memiliki kekuatan untuk mengontrol pemerintah.

Sebelumnya, Sabtu, 15 November 2014, koalisi pendukung Presiden Joko Widodo dan koalisi Prabowo Subianto mencapai kata sepakat soal revisi UU MD3. Kedua kubu setuju meneken draf kesepahaman revisi yang disusun Ketua Umum Partai Amanat Nasional sekaligus juru runding koalisi Prabowo, Hatta Rajasa. (Baca: NasDem-PPP Terima Hasil Islah dengan Kubu Prabowo)

Desmond mengatakan Gerindra dan anggota koalisi Prabowo pada prinsipnya sepakat membangun DPR yang lebih baik sesuai keinginan rakyat selama tidak menabrak Undang-Undang Dasar. Menurut dia, negara yang sehat adalah yang mampu menjembatani berbagai kepentingan tanpa mengkompromikan hukum yang berlaku.

Desmond mengatakan, jika koalisi Jokowi juga berkomitmen menjadikan DPR yang lebih baik, maka mereka sebaiknya segera menyerahkan daftar nama untuk alat kelengkapan Dewan yang belum diserahkan. "Biarkan rakyat yang menilai, siapa sebenarnya yang menghambat atau mengganjal jalannya negara ini."

RIDHO JUN PRASETYO

Baca Berita Terpopuler
Jokowi Kenalkan Blusukan di Forum G-20
Kasus Shabu Unhas, Nilam Dikenal Temperamental
Sarwono: Ada Calon Ketum Golkar yang Pro-Jokowi
Relawan Jokowi Kritik Kebijakan Menteri ESDM
Selain SBY, Ical dan Prabowo 'Korban' Timothy

Berita terkait

Deddy Sitorus Ribut dengan Noel, Siapa Saja 5 Anggota DPR yang Pernah Terlibat Perkelahian?

55 hari lalu

Deddy Sitorus Ribut dengan Noel, Siapa Saja 5 Anggota DPR yang Pernah Terlibat Perkelahian?

Deddy Sitorus dan Immanuel Ebenezer Gerungan keduanya baku hantam. Perkelahian anggota DPR bukan hal aneh.

Baca Selengkapnya

5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra

8 Juni 2022

5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra

Politikus senior M Taufik dipecat dari Gerindra karena dinilai telah membuat dosa politik dan pembangkangan pada partai dan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Gerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024

8 Juni 2022

Gerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024

Politisi Partai Gerindra menegaskan partainya tetap kukuh mendorong Ketua Umum Prabowo Subianto maju kembali sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Riza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik

8 Juni 2022

Riza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik

Pemecatan resmi Muhammad Taufik bakal ditentukan DPP Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Taufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra

7 Juni 2022

Taufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra

Politikus senior Gerindra Muhammad Taufik mengatakan jika harus bergeser, maka akan mencari partai yang nasionalis.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan

7 Juni 2022

Gerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan

Ahmad Riza Patria mengungkapkan, pemecatan M Taufik dari partai barurekomendasi dari Majelis Kehormatan Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres

2 Juni 2022

Kontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres

Politikus senior Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik akan mundur dari partainya demi bisa mendukung Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Hadiri Pelantikan Penggantinya, Taufik Gerindra: Enggak Ada yang Istimewa

2 Juni 2022

Hadiri Pelantikan Penggantinya, Taufik Gerindra: Enggak Ada yang Istimewa

Mohamad Taufik dari Partai Gerindra menyatakan penggantiannya dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI sebagai hal biasa.

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Siapkan Sikap Politik terhadap Jokowi-Maruf

9 Oktober 2019

Prabowo Subianto Siapkan Sikap Politik terhadap Jokowi-Maruf

Sikap Prabowo Subianto akan disampaikan saat Rakernas Partai Gerindra 17 Oktober 2019.

Baca Selengkapnya

Mulan Jameela Gugat Gerindra, Peserta Sidang Belum Komplit

22 Juli 2019

Mulan Jameela Gugat Gerindra, Peserta Sidang Belum Komplit

Persidangan gugatan kader Partai Gerindra, termasuk penyanyi Mulan Jameela, sebelumnya ditunda.

Baca Selengkapnya