Dinas Pendidikan Surabaya: 2 Guru Cabul Dipecat  

Reporter

Jumat, 14 November 2014 16:35 WIB

Ilustrasi pemerkosaan/pelecehan. (pustakadigital)

TEMPO.CO, Surabaya - Dinas Pendidikan Kota Surabaya memastikan Ari Riadi dan Siswo Waluyo, guru Sekolah Dasar Negeri Gubeng I Surabaya, dipecat karena melakukan pelecehan seksual terhadap murid mereka. "Dua guru itu sudah dipecat sekolah," kata juru bicara Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Eko Prasetyaningsih, kepada Tempo, Jumat, 14 November 2014.

Pemecatan dilakukan langsung oleh sekolah lantaran kedua guru itu bukan pegawai negeri sipil. AR membimbing kegiatan ekstrakurikuler musik, sementara SW guru honorer olahraga.

Sebelumnya, para wali murid meminta pihak SDN I Gubeng Surabaya memecat Ari Riadi dan Siswo Waluyo yang telah mengajar selama 16 tahun. (Baca:Orang Tua Korban JIS Kerap Terima Ancaman)

Keduanya diduga melecehkan enam siswi kelas III hingga VI. Pelecehan itu dilakukan dengan cara memangku siswi dan menggesek-gesekkan kemaluan. Para wali murid juga telah melaporkan kejadian ini ke polisi. (Baca: Kasus Dua Guru JIS Segera Disidangkan)

Eko mendukung kasus ini diproses hukum oleh kepolisian. Apalagi perbuatan kedua guru itu tidak mencerminkan perilaku pendidik. "Yang harusnya menjaga, kok, malah merusak."

Kasus pelecehan seksual ini, kata Eko, sebenarnya sudah diantisipasi jauh hari oleh Dinas Pendidikan. Di level taman kanak-kanak dan sekolah dasar, para siswa dijelaskan ihwal pemetaan tubuh agar mengetahui bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh dipegang. Pihak sekolah juga diwajibkan menerapkan sistem pengasuhan yang membangun kedekatan orang tua dengan sekolah. Sekolah juga diajari agar peka terhadap perubahan anak.

Di tingkat sekolah menengah, Dinas Pendidikan menyediakan konsul sebaya. Pendampingan dilakukan oleh guru bimbingan konseling dan wakil kepala sekolah untuk memberikan materi seputar cara menjaga diri, reproduksi, narkoba, dan perdagangan manusia.

"Langkah preventif sudah banyak, tapi kami enggak mengira ini terjadi." Eko mengaku kelonggaran sistem justru terjadi ketika sekolah memilih tenaga pengajar. Latar belakang guru-guru yang diterima mengajar mata pelajaran nonformal sering tidak diketahui. "Mereka enggak mengerti latar belakang guru-guru yang diterima."

Guru mata pelajaran nonformal biasanya langsung berhadapan dengan siswa. Pihak sekolah diminta lebih ketat dalam menyeleksi para guru dan ekstra waspada terhadap mereka. Meski memiliki pengawas yang bertugas mengontrol para guru, Eko mengaku, Dinas Pendidikan sulit mendeteksi guru yang mempunyai kelainan seksual.

AGITA SUKMA LISTYANTI

Terpopuler
Malaysia Kuasai 3 Desa, Pemda Nunukan Pasrah
Kontras Laporkan FPI ke Komnas HAM
MUI Tak Setuju FPI Dibubarkan, Mengapa?
Ahok Didukung MUI Asal...




Berita terkait

Pemkot Surabaya Raih Nilai 97 Persen Percepatan Pencegahan Korupsi

3 hari lalu

Pemkot Surabaya Raih Nilai 97 Persen Percepatan Pencegahan Korupsi

Nilai capaian MCP Pemkot Surabaya di atas nilai rata-rata Provinsi Jatim maupun nasional.

Baca Selengkapnya

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

40 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

42 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

44 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

45 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

47 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

58 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya