Belasan Hotel di Yogya Diperiksa Izin Penggunaan Air Tanah

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 13 November 2014 20:23 WIB

Jalan Malioboro, Yogyakarta. ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Yogyakarta - Laporan kekeringan di puluhan sumur warga kampung Gowongan Kecamatan Jetis Yogyakarta awal pekan ini akhirnya ditindaklanjuti dengan keluarnya rekomendasi pemeriksaan seluruh hotel di kawasan Jalan Mangkubumi Yogyakarta.

Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogya bersama Dinas Ketertiban dan Badan Lingkungan Hidup Kota Yogya pun mengecek satu persatu dokumen hotel yang menjadi rekomendasi oleh Forpi, Kamis 13 November 2014. "Kami rekomendasikan pemerintah memeriksa ulang izin pengusahaan air setidaknya di 15 hotel di kawasan itu," ujar aktivis Forpi Kota Yogyakarta Baharuddin Kamba.

Adapun hotel yang diusulkan diperiksa Surat Izin Pengusahaan Air (SIPA) nya oleh Forpi, dari hotel kelas melati dan menengah seperti 101, Harper, Quest, Gowongan Inn dan Arjuna, hingga hotel berbintang seperti Grand Zuri, Horizon Ultima Riss, dan @Home.

Staf Bidang Pengawasan dan Pemulihan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Maretha Heksa Sepana menuturkan dari pemeriksaan awal di Hotel 101, pihaknya menemukan pengelola hotel belum menjalankan aturan baru Peraturan Wali Kota nomor 3 tahun 2014. Peraturan itu mewajibkan hotel memasang instalasi Perusahaan Daerah Air Minum sebagai back up penggunaan air tanah. "Dalam aturan, air tanah untuk perhotelan hanya dijatah 12,5 jam sehari atau 100 meter kubik, sisanya diback up PDAM," kata Maretha.

BLH Yogya masih akan terus mengumpulkan temuan ihwal pengusahaan air di sejumlah hotel sepanjang Jalan Mangkubumi guna menemukan penyebab pasti keringnya air warga kampung Gowongan sebulan terakhir.

Dalam inspeksi mendadak di kawasan Mangkubumi itu, seorang tim kajian Forpi FX. Harry Tjahja bahkan sempat kaget pula ketika menumpang buang air kecil di toko waralaba ternyata tidak ada air sumur yang bisa digunakan. "Saya akhirnya beli air mineral untuk buang air kecil, soalnya air sudah kering sama sekali, padahal musim hujan," kata Harry.

Forpi Kota Yogya menilai, pemeriksaan izin pengusahaan air ini diarahkan untuk menemukan bukti bahwa keringnya sumur warga-bahkan saat Yogya sudah masuk musim penghujan-akibat maraknya pertumbuhan hotel kawasan itu tiga tahun terakhir.

Warga kampung Penumping Gowongan yang puluhan tahun tak pernah direpotkan masalah kekeringan tiba-tiba mendapati air sumurnya menyusut drastis dan susah diperoleh lagi. "Padahal sumur-sumur itu sudah diperdalam hingga kedalaman 16-20 meter," kata tokoh kampung Penumping Gowongan, Eddy Suryadi.

Hotel baru di kawasan Mangkubumi itu disinyalir bermasalah karena warga tak pernah tahu bagaimana proses pengusahaan airnya. Tanpa pemberitahuan apapun, tiba-tiba sudah dilakukan pembangunan hotel oleh investor.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

39 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

44 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

50 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

2 Maret 2024

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya