TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mensinyalir, para pelaku korupsi, baik dari penyelenggara negara termasuk birokrasi pemerintahan maupun sejumlah kecil pengusaha yang korup itu bisa saja melakukan sesuatu untuk menghambat atau menggagalkan langkah-langkah pemberantasan korupsi yang sedang dilakukan.Hal ini dikemukakan Yudhoyono saat membuka Musyawarah Nasional Khusus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Istana Negara, Selasa (7/6). Saya memiliki fakta ada gerakan untuk melawan upaya besar (pemberantasan korupsi) bersama ini, karena kepentingannya terjamah atau terganggu, kata Yudhoyono. Yudhoyono mengakui, pemberantasan korupsi yang sedang dilakukan secara intensif dan berkelanjutan saat ini menimbulkan kecenderungan dari penyelenggara negara atau birokrasi pemerintahan yang melakukan korupsi melawan langkah-langkah pemeberantasan korupsi tersebut. Selain itu, akibat langkah-langkah pemberantasan korupsi tersebut, pengusaha yang korup dan senang melakukan kolusi juga cenderung untuk melanggarnya. Tetapi yang insya Allah bersih dan yang ingin memasuki babak baru dunia usaha dengan pikiran yang sehat, akan semangat dan akan dapat berusaha dengan sehat, tidak dipungli tidak kalah dengan pengusaha yang KKN, kata dia. Oleh sebab itu, Yudhoyono meminta semua pihak untuk terus melanjutkan upaya besar pemberantasan korupsi yang merupakan amanah rakyat tersebut. Hal itu adalah untuk membangun pemerintahan yang baik dan membuat ekonomi makin efisien. Dan untuk mencegah hilangnya aset-aset negara, kata Yudhoyono. Yudhoyono telah memerintahkan pada Jaksa Agung dan Kapolri serta meminta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), BPK, dan BPKP untuk melaksanakan tiga hal, yaitu mencegah korupsi-korupsi baru, menghentikan dan menindak korupsi-korupsi yang masih berjalan dan yang belum diusut, dan mencari, mengejar, dan menemukan para koruptor yang telah dijatuhi hukuman namun melarikan diri ke luar negeri.dimas adityo