Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (kiri), Menhan Ryamizard Ryacudu (tengah), dan Kepala BNPB Syamsul Maarif (kanan), berbincang di Malam Akrab Cadaka Dharma Puncak Tidar, Temu Kangen AKABRI Angkatan Darat 1973, di Balai Kartini, Jakarta, 7 November 2014. ANTARA/Ismar Patrizki
TEMPO.CO, Jakarta - Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan betapa berat mengemban tugas menjadi presiden. Selama sepuluh tahun menjabat sebagai kepala negara, SBY mengatakan ia tidak pernah tenang ketika tidur di malam hari.
"Bahkan saat makan pun saya banyak pikiran," ujar SBY saat memberi sambutan di acara reuni Akademi Militer Angkatan 1973 di Balai Kartini Jakarta, Jumat, 7 November 2014. (Baca: SBY: Don't Forget to Remember Me)
Urusan negara, kata SBY, selalu terbesit di benaknya setiap saat, tak terkecuali di hari libur. Ayah dua putra ini selalu bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di Papua sampai Aceh. Tidak hanya itu, SBY mengaku selalu khawatir terhadap ancaman kebakaran dan tsunami. "Begitu juga urusan luar negeri," katanya. (Baca: Doa dan Pesan SBY untuk Jokowi)
Oleh karena itu, setelah pengabdiannya sebagai presiden selesai, SBY merasa jauh lebih rileks. "Saya ingin tinggal di rumah selama sebulan," kata Yudhoyono. SBY juga mengaku senang bisa bertemu dengan teman-teman seperjuangannya di Akademi Militer dahulu. (Baca: Calon Pengganti SBY di Demokrat Bermunculan)
Kini SBY akan dengan senang hati menerima ajakan untuk hangout atau karaoke bersama teman-temannya. "Tidak ada hal yang lebih indah buat kami selain mengenang masa lalu," kata SBY. (Baca juga: Jadi Warga Biasa, SBY Istirahat Total)