PKS Menolak Opsi Kocok Ulang Posisi di DPR  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 8 November 2014 06:55 WIB

Fahri Hamzah. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah, menolak dilakukannya pemilihan ulang susunan pimpinan Alat Kelengkapan Dewan yang sudah disahkan. Sebab, menurut dia, tidak ada dasar hukum dalam Undang-Undang MPR, DPR, DPR, DPRD (UU MD3) maupun tata tertib DPR yang menyebutkan proses itu. (Baca: Dibilang Makan Gaji Buta, Fadli Zon Tantang Ruhut)

"Coba tunjukkan satu pasal yang membolehkan kocok ulang, tunjukkan. Kalau ada dasarnya kami laksanakan. Kami harus taat Undang-Undang yang ada saja, dong. Jangan ngomong tapi gak ada dasarnya," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jumat, 7 November 2014.

Fahri mengatakan kocok ulang pimpinan AKD tidak dapat dilakukan sebelum ada UU yang mengaturnya. Kocok ulang, kata dia, dapat dilakukan setelah mengubah UU MD3 terlebih dahulu. Anggota DPR yang mewakili Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Barat ini mempertanyakan kubu Jokowi yang menyatakan revisi UU MD3 mungkin akan selesai dua bulan lagi. "Mana revisinya dan bagaimana isinya? Jangan suruh pimpinan DPR untuk menabrak UU," katanya. (Baca: DPR Dituding Tak Bersih, Fadli Zon: Audit LSM-nya!)

Sebelumnya, pada Kamis, 6 November 2014, Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat, Rio Patrice Capella mengatakan fraksi-fraksi pendukung Prabowo dan Jokowi di DPR telah melakukan pembicaraan untuk menyelesaikan dualisme DPR dengan cara merevisi UU MD3.

Di antara hasil pembicaraan itu, yakni menyepakati sejumlah solusi untuk mengakomodasi keterwakilan fraksi Jokowi di kursi pimpinan AKD, seperti mengubah formasi wakil pimpinan komisi dari tiga menjadi empat orang. "Revisi itu mungkin baru bisa selesai dua bulan lagi dan semua pimpinan komisi akan dikocok ulang," katanya. (Baca: Solusi Fadli Zon Soal DPR Tandingan)

Menurut Fahri, revisi UU MD3 harus melalui prosedur. DPR harus memulainya dari bawah, kata dia, kubu Jokowi harus menyerahkan nama-nama AKD terlebih dahulu untuk disahkan di rapat paripurna. "Tidak bisa dari atas bos. Dari AKD-lah kami bergerak."

AKD terbentuk, Badan Legislasi terbentuk, lalu rapat dengan menteri hukum dan HAM, bikin program legislasi nasional, terbentuk panitia khusus, ke komisi, komisi lalu terbentuk panitia kerja, selanjutnya ada pembicaraan di tigkat 1 dan tingkat 2, seterusnya.

"Kewajiban masuk AKD itu kewajiban setiap anggota DPR. Anda anggota DPR, tapi Anda gak masuk AKD, ya Anda melanggar hukum. Jadi, jangan dibalik-balik bahwa kami yang melanggar hukum," ujar Fahri.

Fahri memberikan jaminan bahwa proses merevisi UU MD3 nanti akan berjalan lancar jika kubu Jokowi mau saling percaya dengan kubu Prabowo. "Sudah bagus itu pertemuannya, ya kami ini orang dewasalah, jangan kekanak-kanakan. Mari bangun bersama-sama, kasihan Pak Jokowi sedang banyak masalah ini," katanya.

RIDHO JUN PRASETYO

Baca berita lainnya:
Mendiang Manajer Cantik Ditemukan Nyaris Telanjang
Pengakuan Blakblakan Pembunuh Manajer Cantik
Motif Pembunuhan Manajer Cantik di Bekasi
Dibilang Makan Gaji Buta, Fadli Zon Tantang Ruhut
Duta Besar Ini Kesengsem dengan Menteri Susi









A

Berita terkait

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

2 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

4 hari lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

Waketum Partai Gelora Fahri meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

25 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Deddy Sitorus Ribut dengan Noel, Siapa Saja 5 Anggota DPR yang Pernah Terlibat Perkelahian?

53 hari lalu

Deddy Sitorus Ribut dengan Noel, Siapa Saja 5 Anggota DPR yang Pernah Terlibat Perkelahian?

Deddy Sitorus dan Immanuel Ebenezer Gerungan keduanya baku hantam. Perkelahian anggota DPR bukan hal aneh.

Baca Selengkapnya

Saat Grace Natalie PSI 'Senggol' Gelora dan PKB soal Lonjakan Suara

4 Maret 2024

Saat Grace Natalie PSI 'Senggol' Gelora dan PKB soal Lonjakan Suara

Partai Gelora dan PKB 'disenggol' Grace Natalie PSI soal lonjakan suara dalam quick count sebuah lembaga survei. Apa kata Gelora dan PKB?

Baca Selengkapnya

Respons Fahri Hamzah soal Partai Gelora Alami Lonjakan Suara

3 Maret 2024

Respons Fahri Hamzah soal Partai Gelora Alami Lonjakan Suara

Partai Gelora menjadi sorotan selain PSI karena mengalami lonjakan suara dalam real count sementara KPU

Baca Selengkapnya

Fahri Hamzah dan Partai Gelora Setuju Ambang Batas Parlemen Dihapuskan

2 Maret 2024

Fahri Hamzah dan Partai Gelora Setuju Ambang Batas Parlemen Dihapuskan

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold harus dihapuskan. Hal

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo-Gibran Menang: Akankah Bahlil, Habiburokhman, Grace Natalie, Gus Miftah hingga Raffi Ahmad Jadi Menteri?

18 Februari 2024

Jika Prabowo-Gibran Menang: Akankah Bahlil, Habiburokhman, Grace Natalie, Gus Miftah hingga Raffi Ahmad Jadi Menteri?

Jika Prabowo-Gibran menang, pendukung utama seperti Habiburokhman, Grace Natalie, Bahlil, Zulhas, hingga Gus Miftah dan Raffi Ahmad bisa jadi menteri?

Baca Selengkapnya

Film Dirty Vote Ulas Dugaan Permainan Aturan KPU untuk Loloskan Partai Gelora di Pemilu 2024

12 Februari 2024

Film Dirty Vote Ulas Dugaan Permainan Aturan KPU untuk Loloskan Partai Gelora di Pemilu 2024

Bagaimana dugaan permainan aturan KPU untuk meloloskan Partai Gelora yang diulas di film Dirty Vote?

Baca Selengkapnya

Timnas Amin Minta Fahri Hamzah Tak Sombong Bilang Anies dan Cak Imin Bakal Jadi Tersangka

1 Februari 2024

Timnas Amin Minta Fahri Hamzah Tak Sombong Bilang Anies dan Cak Imin Bakal Jadi Tersangka

Timnas Amin Minta Fahri Hamzah Tak Sombong Bilang Anies dan Cak Imin Bakal Jadi Tersangka

Baca Selengkapnya