Anggota DPR Ruhut Sitompul (kanan) dan Melani Leimena Suharli, melambaikan tangan usai Sidang Paripurna terakhir di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, 30 September 2014. ANTARA/Yudhi Mahatma
TEMPO.CO , Jakarta: Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengatakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak perlu bermain sinetron mengenai pembahasan kenaikan harga bahan bakar minyak. (Baca: PDIP Belum Restui Jokowi Naikkan Harga BBM)
"PDIP itu ibarat buah simalakama. Sudah lah, jangan bermain pencitraan dengan tidak menaikkan harga BBM," kata Ruhut kepada Tempo di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 5 November 2014. (Baca: Jokowi Boleh Naikkan Harga BBM dengan Syarat)
Menurut Ruhut, tidak mudah menaikkan harga BBM. Itu pernah terjadi pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ruhut menceritakan, saat itu SBY bersama keluarga berkumpul dan salat memohon agar harga minyak dunia cepat turun. (Baca: Fadly Zon: Tak Patut BBM Naik)
"Harga saat itu 163 per barel," katanya. Meskipun akhirnya, kata Ruhut, SBY tetap menaikkan harga BBM. "Tapi tak lama, harga minyak dunia turun. Pertama kali juga seorang presiden menurunkan harga BBM," katanya. (Baca: Kata Koalisi Prabowo Soal Kenaikan Harga BBM)
Ihwal wacana kenaikan harga BBM dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ruhut mengatakan agar pemerintah dan partai pendukung di parlemen bisa saling mendukung. "Harus didukung Pak Jokowi." (Baca pula yang lain: Pengalaman Pahit Ahok tentang BBM Subsidi)