Relawan yang akan dikirim ke Afrika, belajar menangani pasien terinfeksi virus Ebola dalam sesi latihan di rumah sakit AP-HP Henri Mondor di Creteil, Paris, Perancis, 22 Oktober 2014. REUTERS
TEMPO.CO, Cianjur - Pemerintah Kabupaten Cianjur menyiapkan ruangan isolasi khusus untuk pasien yang terjangkit ebola. Wakil Bupati Cianjur Suranto mengatakan ruangan khusus itu berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD Cianjur). (Baca: Jawa Barat Siaga Ebola)
Meski begitu, kata Suranto, hingga saat ini tidak ada warga Kabupaten Cianjur yang terjangkit penyakit mematikan tersebut. "Kami hanya mengantisipasi jika tiba-tiba ada gejala ebola di Cianjur," kata dia, Selasa, 4 November 2014.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus ebola, pemerintah akan memeriksa warga Cianjur yang pernah bekerja di luar negeri, khususnya di Benua Afrika. Namun, kata Suranto, kemungkinan penyebaran penyakit ebola di wilayahnya cukup kecil. "Di Cianjur, menurut saya tidak terlalu mengkhawatirkan, meski perlu diantisipasi," ujarnya.
Suranto yang juga seorang dokter ini mengatakan penularan ebola mirip dengan virus HIV/ AIDS, yakni kontak langsung dengan penderita atau terkena cairan tubuh si penderita. Jika sudah terserang, gejala yang timbul mirip dengan demam berdarah. (Baca: Begini Rumit dan Mahalnya Merawat Terduga Ebola)
Pasien merasakan demam tinggi dan pendarahan karena ada gangguan pada pembuluh darah. Suranto mengatakan pembuluh darah penderita ebola mudah pecah. Jika si penderita mengalami pendarahan, maka sulit berhenti. "Darah akan keluar di kulit, hidung, dan mulut," katanya.