DPR Kembali Wacanakan Pemekaran Komisi

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 3 November 2014 19:31 WIB

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon (kedua kiri) berfoto bersama Pimpinan Komisi I terpilih Mahfudz Siddiq (keempat kiri) usai mengikuti sidang pemilihan ketua komisi I di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Rabu, 29 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Konsultasi pengganti Badan Musyawarah Dewan Perwakilan Rakyat kembali mewacanakan pemekaran komisi. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menjelaskan wacana itu digulirkan guna mengurangi beban kerja sejumlah komisi.

"Supaya lebih fokus," ujarnya saat memimpin rapat, Senin, 3 November 2014. (Baca: KPK Harap Dualisme Pimpinan DPR Tak Ganggu Seleksi)

Fahri menjelaskan beban kerja komisi saat ini cenderung tidak berimbang. Itu bisa terlihat dari lima belas mitra kerja Komisi I yang membidangi masalah pertahanan, luar negeri, dan informasi.

Komisi IV, yang membidangi masalah pertanian, kehutanan, dan lingkungan hidup hanya memiliki lima mitra kerja.

Menurut Fahri, distribusi beban kerja itu berdampak pada efektivitas pengawasan dan proses pembahasan anggaran. Fahri mengusulkan agar Komisi I hanya ditugasi membidangi masalah pertahanan dan luar negeri.

Persoalan informasi bisa berdiri sendiri atau bergabung dengan komisi lain yang dianggap relevan. (Baca: Prabowo Tak Mau Sapu Bersih Komisi DPR)

Hal serupa disampaikan Ketua Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya Edhy Prabowo. Edhy mencontohkan bobot kerja delapan mitra kerja Komisi VI. Komisi yang membidangi masalah industri, perdagangan, koperasi, investasi, dan badan usaha milik negara itu sejatinya memiliki bobot tugas yang cukup besar.

"Di BUMN itu ada 143 perusahaan yang saat ini mengelola dana Rp 2.300 triliun. Itu belum termasuk anak perusahaan dan cucu-cucunya. Kalau tidak dikontrol, kita tidak akan pernah tahu bagaimana pengelolaan aset tersebut?" kata Edhy. Meski sependapat, Edhy meminta agar wacana pemekaran ini dikaji lagi agar tepat sasaran.

Namun gagasan itu menuai penolakan dari Fraksi Golkar dan Demokrat. Menurut anggota Fraksi Partai Demokrat, Rinto Subekti, format kemitraan yang berjalan saat ini sudah ideal dan tidak akan mempengaruhi kinerja Dewan. Rinto menyarankan DPR mempertahankan pola saat ini. "Kami rasa sudah OK."

Berdasarkan data Sekretariat Jenderal, kata Fahri, pemekaran yang paling ideal adalah tiga komisi. Opsi itu dimungkinkan mengingat jumlah staf kesekretariatan dan ruang sidang. Meski belum menemui kata sepakat, hasil rapat konsultasi kali ini akan difinalisasi dalam rapat paripurna yang akan digelar Selasa besok.

RIKY FERDIANTO

Terpopuler:

Berita terkait

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

13 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

23 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

4 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

5 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

5 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

5 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya