TEMPO.CO, Kediri - GN, pasien terduga terinfeksi virus ebola, dinyatakan belum boleh pulang meski hasil uji laboratoriumnya telah disebutkan negatif. Wakil Direktur RSUD Pare, Kediri, Jawa Timur, Sulistiono, beralasan belum menerima surat pemberitahuan resmi terkait status GN sampai Senin siang ini, 3 November 2014.
Sulistiono menyatakan rumah sakit akan tetap menempatkan GN sesuai dengan prosedur di ruang isolasi. "Kami belum terima hitam di atas putihnya," kata dia, Senin, 3 November 2014. (Baca: Empat Ciri Orang Tertular Ebola, Apa Saja?)
Kalaupun surat pemberitahuan resmi sudah diterima, Sulistiono mengatakan GN tak serta-merta bisa langsung dipulangkan. Keputusan memulangkan, kata dia, tetap berada di tangan tim dokter di RSUD Pare Kediri yang terdiri atas dokter spesialis penyakit dalam, spesialis paru-paru, dan patologi klinik.
"Kami mewaspadai penyakit ikutan lainnya," katanya. Ia menambahkan ketika GN sudah rawat jalan pun, GN akan tetap menjalani pemeriksaan dan pemantauan. "Metode serangan ebola belum diketahui pasti hingga saat ini. Orang yang sudah terinfeksi ebola tak tertutup kemungkinan akan terkena lagi," katanya. (Baca: Kondisi Terduga Pasien Ebola di Kediri Membaik)
Sebelumnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan kalau hasil sampel dari dua pasien yang diduga terinfeksi virus ebola di Jawa Timur adalah negatif. "Hasilnya bukan ebola," ujar Tjandra melalui pesan singkat, Ahad, 2 November 2014. (Baca: Pasien di Madiun dan Kediri Negatif Ebola)
HARI TRI WASONO
Berita terpopuler:
Ini Fasilitas Kamar Kos Raden Nuh
@TrioMacan2000 Mengaku Tahu Korupsi Ahok
Raden Nuh Ditangkap, Asatunews Tak Update Berita
Ini Empat Gejala bagi Terduga Penderita Ebola
Kata ICW Soal Calon Jaksa Agung Widyo Pramono
Berita terkait
Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT
1 hari lalu
Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.
Baca SelengkapnyaNetizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam
4 hari lalu
Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar
6 hari lalu
KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.
Baca SelengkapnyaBantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker
9 hari lalu
Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.
Baca SelengkapnyaAlasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara
10 hari lalu
Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.
Baca SelengkapnyaHipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik
20 hari lalu
Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.
Baca Selengkapnya3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes
37 hari lalu
Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?
Baca SelengkapnyaEdy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah
38 hari lalu
Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.
Baca SelengkapnyaGuru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies
56 hari lalu
Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.
Baca SelengkapnyaPeringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?
31 Januari 2024
Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.
Baca Selengkapnya