TEMPO.CO , Malang: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelidiki dugaan korupsi pengadaan lahan untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan pembangunan jembatan Kedungkandang di Pemerintah Kota Malang. Kedua kasus tersebut menarik perhatian masyarakat karena dugaan kerugian yang ditimbulkan melebihi Rp 1 miliar.
"Saya sudah meminta data jembatan Kedungkandang dan RSUD ke Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Djarot Edy Sulistyono," kata koordinator penyidik KPK, Christian, Jumat, 31 Oktober 2014. Namun, sejauh ini Djarot belum membawa dokumen dan data yang dibutuhkan. Alasannya, Djarot baru menunaikan ibadah haji.
Menurut Christian, data tambahan akan diolah dan diselidiki. KPK hingga saat ini baru mendapat data dan dokumen awal untuk memulai penyelidikan. KPK akan mengambil alih perkara karena kasus tersebut berlarut-larut.
KPK di Malang tak hanya menyelidiki kedua kasus. Awalnya, penyidik menggeledah PT Indra Karya (Persero) yang diduga terkait korupsi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Sungai Mamberamo Papua tahun anggaran 2009-2010. Kasus tersebut diduga melibatkan bekas Gubernur Papua, Barnabas Suebu sebagai tersangka. Dalam proyek beranggaran Rp 56 miliar diduga merugikan uang negara senilai Rp 35 miliar.
Sementara itu, Djarot mengaku tengah berada di Surabaya usai berhaji. Ia tengah cuti sampai 10 November 2014. Namun, ia siap menyerahkan data dan dokumen yang dibutuhkan penyidik KPK. Semua data lengkap, katanya, serta siap diperiksa keseluruhan data untuk kepentingan penyelidikan bagi penyidik KPK. "Semua data tersimpan rapi termasuk hasil audit BPK," katanya.