Negosiasi Ini Melahirkan DPR Tandingan  

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 1 November 2014 05:13 WIB

Perwakilan PDIP, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura, dan PPP sebelum jumpa pers di gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, 29 Oktober 2014. Mereka menyatakan mosi tidak percaya kepada pimpinan DPR saat ini, serta mengajukan paket pimpinan DPR baru. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO , Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat tandingan sudah terbentuk siang tadi. Anggota fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul Kadir Karding, mengakui agenda itu dilatari oleh kebuntuan komunikasi terkait pembagian kursi pimpinan komisi dan alat kelengkapan DPR. "Sejak awal memang tidak ada titik temu," kata Karding Jumat, 30 Oktober 2014.

Karding menjelaskan, pembicaraan kursi pimpinan sedianya sudah dimulai sejak sebulan secara informal. Agenda itu tidak hanya dibicarakan para pimpinan fraksi, melainkan juga oleh pimpinan partai politik. "Mulanya kami ditawarkan 10 kursi, lalu berubah menjadi 16. Tapi seteleh kabinet terbentuk kami ditawarkan enam kursi." (Baca: Ketua MK Minta Ketua Parpol Mediasi Konflik DPR )

Menurut Karding, jatah enam kursi tersebut diserahkan kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. PDIP diberi keleluasaan untuk menentukan apakah seluruh kursi itu akan dipakai sendiri atau dibagi dengan fraksi pendukung. "Itu yang tidak bisa kami terima. Yang kami inginkan adalah satu wakil di setiap komisi dan alat kelengkapan," katanya.

Tawaran itu pun kandas. Komunikasi politik yang dibangun di antara pimpinan partai politik gagal menemukan titik temu. Bahkan setelah pertemuan Jokowi dengan Ketua Presidium Koalisi pendukung Prabowo, Aburizal Bakrie, beberapa waktu lalu. "Tak ada kesepakatan yang mau mereka terima. Kedatangan mereka cuma basa-basi," ujarnya. (Baca; JK: DPR Tandingan Tidak Perlu Ada)

DPR tandingan dibentuk siang tadi oleh fraksi pendukung pemerintah seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, NasDem, Hati Nurani Rakyat, dan Partai Persatuan Pembangunan. Sikap mereka dilatari oleh kekecewaan terhadap pimpinan DPR yang mengesahkan keanggotaan fraksi PPP secara sepihak.

Tindakan itu mengandaskan peluang mereka untuk menempatkan wakilnya dalam bursa pemilihan paket pimpinan komisi dan alat kelengkapan DPR. Sebanyak 65 slot kursi pimpinan disapu habis oleh fraksi pendukung Prabowo; Golkar, Gerakan Indonesia Raya, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Demokrat.

Ketua Fraksi PDIP di Majelis Permusyawaratan Rakyat, Ahmad Basarah menjelaskan, gagasan DPR tandingan merupakan ikhtiar politik guna mencairkan kebuntuan politik di parlemen. Menurut dia, situasi ini bisa kembali mencair jika kedua pihak membuat kesepakatan yang adil dalam mengelola parlemen. "Cukuplah anomali ini terjadi untuk yang terakhir kali."

RIKY FERDIANTO







Berita Terpopuler
Foto Porno Ini Bikin Penghina Jokowi Ditangkap
Cerita Susi Ngotot Pakai Helikopter ke Seminar
Andi Widjajanto Ditunjuk Jadi Sekretaris Kabinet





Advertising
Advertising

Berita terkait

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

6 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

5 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

5 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

6 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya