Sejumlah boneka panda menunggu dimulainya flash mob Bumi Panda bersama WWF Indonesia di depan Taman Cikapayang, Bandung, Jawa Barat, (12/1). TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Program Kelautan World Wildlife Fund Indonesia Wawan Ridwan menyatakan optimistis dengan program Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam pengelolaan dan konservasi budi daya perikanan. "Programnya seperti atmosfer bagi perlindungan dan pengelolaan ikan," ujar Wawan di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat, 31 Oktober 2014.
Terdapat beberapa program yang akan digenjot Menteri Susi. Pertama, moratorium perizinan baru kapal besar (di atas 30 gross ton) untuk menangkap ikan. Meski belum diketahui pasti dasar kebijakan ini, Wawan menganggap penundaan dilakukan untuk menghitung ulang angka pasti populasi ikan. "Juga jumlah kapal yang beredar."
Program kedua yakni pelarangan penangkapan ikan dan spesies udang yang sedang bertelur. Menurut Wawan, kebijakan ini sangat membantu program pelestarian ikan ke depannya. "Setidaknya pasokan ikan dan udang akan aman jika kebijakan ini dijalankan dengan baik," ujar Wawan. (Baca: Menteri Susi Ancam Boikot Negara Pencuri Ikan)
Menteri Susi juga berjanji akan memberantas penangkapan ikan ilegal. Program ini tidak gampang dijalankan sebab pengawasan dan penegakan hukum yang lemah di Indonesia. Namun Wawan percaya kebijakan tersebut akan efektif di bawah kendali Susi. Wawan berharap Menteri Susi bisa membuat gebrakan kerja pada sektor kelautan dan membuat kawasan konservasi laut.
Rabu kemarin, Susi mengatakan program 100 hari kementerian yang dipimpinnya akan meneruskan program yang sudah dilaksanakan Kementerian Kelautan dan Perikanan selama ini. Susi mengatakan kawasan perairan di Indonesia kerap menjadi area pencurian perikanan dari berbagai kapal penangkap ikan yang berasal dari luar negeri. Penangkapan secara ilegal komoditas perikanan di kawasan perairan Indonesia jelas merugikan. "Perusahaan-perusahaan yang menangkap ikan akan saya babat," ujar Susi. (Baca: Berantas Maling Ikan, Menteri Susi Gandeng TNI AL)
