Menteri Pertanian, Amran Sulaiman di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 26 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia Hariyadi Sukamdani mengatakan menteri perdagangan yang baru perlu berkonsentrasi pada pengembangan industri berbasis pertanian dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean yang akan dimulai tahun depan.
Menurut Hariyadi, bidang pertanian memiliki peranan yang sangat luas dalam kehidupan masyarakat. Berlakunya MEA pada akhir 2015, kata Hariyadi, akan menghilangkan biaya masuk untuk produk dari negara tetangga.
Rahmat Gobel, kata Hariyadi, harus mampu menyaring dan melindungi petani dalam negeri. "Bagaimana melakukan filter-nya."
Menurut Hariyadi, kebijakan lain yang harus diambil Rahmat selaku Menteri Perdagangan dalam menghadapi MEA adalah memberantas mafia kebutuhan pokok karena banyak petani yang mengalami kerugian dengan banyaknya produk asing ketika waktu panen tiba.
"Petani bisa mati ketika panen justru produk asing membanjiri pasar."
Peningkatan penggunaan produk dalam negeri, kata Hariyadi, bisa dicapai jika harga yang ditawarkan produk nasional kompetitif dengan kualitas yang tidak kalah dengan produk luar negeri.
Selain itu, Hariyadi juga mengatakan untuk menjaga kualitas produk dalam negeri, Rachmat Gobel, perlu memperhatikan upah buruh padat karya ekspor.
Upah tenaga kerja, kata Hariyadi, harus sesuai dengan produktivitas yang dihasilkan. "Jangan upah meningkat dengan produktivitas menurun. Hal tersebut akan meningkatkan biaya produk."