Polisi bersitegang dengan suporter Persija usai laga lanjutan ISL 2014 di Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat 5 September 2014. Suporter marah karena kecewa Persija tidak lolos ke delapan besar dalam laga ISL 2014. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Solo - Pertandingan Persis Solo melawan Martapura FC di Stadion Manahan Solo berakhir ricuh, Rabu 22 Oktober 2014. Suporter yang tidak puas dengan kepemimpinan wasit mengamuk hingga membakar satu motor polisi serta sejumlah kendaraan lain.
Sejumlah polisi terluka akibat kejadian tersebut. "Ada yang terkena lemparan batu di tangan, dada hingga kaki," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta Komisaris Besar Iriansyah. (Baca juga: Rusuh Suporter di Solo Satu Orang Tewas)
Kerusuhan suporter tersebut juga mengakibatkan satu orang tewas. Ricuh tersebut dipicu ketidakpuasan suporter terhadap kepemimpinan wasit.
Pertandingan di Divisi Utama itu memang sudah memanas di babak kedua. Iriansyah mengatakan bahwa kemarahan massa tidak terbendung saat wasit membunyikan peluit di akhir pertandingan. "Penonton menganggap wasit terlalu cepat mengakhiri pertandingan," katanya.
Panitia Penyelenggara Pertandingan, Paulus Haryoto, mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya maksimal untuk mencegah terjadinya kericuhan. "Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak keamanan," katanya. Menurut Paulus, pertandingan tersebut dijaga oleh sekitar 400 personel kepolisian.