Irgan Chairul Mahfiz tandatangani perjanjian antara PPP dan KIH di ruangan fraksi PPP, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 7 Oktober 2014. PPP akhirnya tentukan sikap bergabung dalam paket yang diajukan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dalam proses pemilihan ketua dan wakil ketua MPR periode 2014-2019. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Fadli Zon, tidak mempermasalahkan kubu Partai Persatuan Pembangunan yang merapat ke koalisi pendukung Presiden Joko Widodo.
"Tidak ada masalah, silakan saja," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, pada Senin, 20 Oktober 2014. Menurut Fadli, perpindahan PPP pun tidak menimbulkan konflik internal dalam koalisi Prabowo.
Mereka, kata Fadli, tidak menyiapkan strategi apa pun untuk mempertahankan atau menyikapi hal ini. "Kan masih situasional, lihat saja nanti," kata Fadli.
Namun, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani membantah pergeseran PPP. Ia malah balik bertanya siapa yang menyatakan ihwal pindahnya partai Ka'bah tersebut ke koalisi Jokowi
"Kata siapa itu?" ujar Ahmad di Kompleks Parlemen, Senayan. Ia sekali lagi mengatakan koalisi Prabowo tetap solid dan parlemen ke depannya tidak akan diwarnai konflik.
Ahad lalu, sejumlah petinggi Partai Persatuan Pembangunan dari kubu Muhammad Romahurmuziy dan Suryadharma Ali memastikan partainya bakal merapat ke pemerintah. Dengan bergabungnya partai Ka'bah, koalisi Jokowi di parlemen semakin kuat.
“Ketua Dewan Syuriah Kiai Maimun Zubair sudah memberikan restu,” kata Hasan Husaeri Lubis, Wakil Sekretaris Jenderal PPP yang dikenal dekat dengan Romahurmuziy.
Dukungan serupa juga disampaikan Ketua PPP Dimyati Natakusumah, orang dekat Suryadharma. Pilihan berkoalisi dengan pemerintah, kata dia, diputuskan setelah PPP menelan ‘pil pahit’ ketika bergabung dengan koalisi Prabowo. Ketika satu perahu dengan koalisi Prabowo, PPP tidak mendapatkan jatah pimpinan di DPR dan MPR. “Dengan mendukung Jokowi, PPP akan memperoleh lebih banyak faedah,” kata Dimyati, ”Kehormatan bagi kami kalau dapat menteri.”