Calon Presiden nomor urut dua, Joko Widodo mengajak ribuan buruh mengangkat dua jari dalam rangkaian kampanye dirinya di kawasan Pabrik Garmen PT Daehan Global, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu 2 Juli 2014. Jokowi hari ini dijadwalkan menghadiri sejumlah lokasi seperti, Pondok Pesantren, bertemu komunitas buruh serta menyambangi sentra berasdi Ciganjur. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO , Kuala Lumpur - Para buruh migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diluar negeri menyampaikan beberapa harapan menjelang pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019. "Senang memiliki pemimpin baru, kami berharap mereka lebih memperhatikan kondisi para pekerja di luar negeri," kata kata Martha (27), pekerja asal Medan, Sumatera Utara, yang ditemui Tempo di Stasiun Kota Raya, Kuala Lumpur, Ahad, 19 Oktober 2014.
Menurut Martha, TKI yang mencari nafkah di negeri orang kadang menemui masalah dengan gaji dan kontrak kerja. Pulang ke tanah air, kata dia, para TKI sering dipalak oleh orang-orang tertentu. (Baca: Pelantikan Jokowi, Relawan Nyalakan Lampion Harapan ).
Sedangkan Saiful Aiman, TKI asal Bawean, Jawa Timur, yakin duet Jokowi-JK bisa menelurkan kebijakan positif di sektor tenaga kerja. Saiful juga berharap Jokowi-JK bisa meningkatkan kesejahteraan TKI di luar negeri melalui kenaikan anggaran perlindungan untuk buruh migran. "Karena banyak masalah, dana yang diperlukan juga tidak sedikit."
Lebih jauh, Saiful mengharapkan Jokowi-JK bisa membuka banyak lapangan kerja di dalam negeri. Jika pemerintah bisa menyediakan lapangan kerja di dalam negeri, para TKI yang memiliki keterampilan akan kembali untuk turut membangun. "Buat apa kita mengais rejeki sampai ke negeri orang?"
Lain lagi dengan Kholil Mujrin, pelajar Indonesia di Universiti Malaya, Kuala Lumpur. Kholil berharap Jokowi-JK bisa menjalankan mandat yang sudah diberikan rakyat. "Kami berharap sembari mendoakan mereka agar sukses menjalankan amanat rakyat," katanya. (Baca: Formasi 7 A New Hope Lampion untuk Jokowi).