TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fadli Zon, mengklaim telah mengirim surat kepada KPK dan Kejaksaan Agung untuk menindaklanjuti laporan Rachmawati Soekarnoputri.
Sebelumnya, Rachmawati Soekarnoputri, sempat meminta penundaan pelantikan Joko Widodo atas dugaan berbagai kasus hukum. (Baca: KPK Supervisi Kasus Dugaan Korupsi Transjakarta )
.
"Kami telah menulis surat kepada KPK dan kepada Kejaksaan Agung untuk meneruskan dokumen maupun surat dari Ibu Rachmawati," kata Fadli sebelum memasuki Gedung Nusantara III, kompleks parlemen, Rabum 15 Oktober 2014.
Fadli mengatakan surat itu bertujuan untuk meminta perkembangan informasi terhadap kasus-kasus yang dituduhkan Rachmawati kepada Jokowi. "Kita sudah kirim dulu itu," kata Fadli.
Menurut Fadli, DPR dalam waktu dekat belum bisa memanggil KPK dan Kejagung untuk melakukan pembahasan. "Agenda kita sendiri kan masih banyak, ya, secara internal," kata Fadli. (Baca: Dugaan Korupsi Solo, KPK: Jokowi Clear )
Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya ini menyampaikan DPR masih berfokus untuk membahas agenda internal. "Termasuk bicara alat kelengkapan dewan dan komisi, besok di paripurna. Jadi, agenda agenda internal dululah yang kita selesaikan," kata Fadli.
Rachmawati meminta penundaan pelantikan Jokowi. Menurut Rachmawati, perlu ada klarifikasi atas kasus hukum yang dikaitkan kepada Jokowi.
Berbagai kasus itu diantaranya dugaan korupsi pengadaan bus Transjakarta, penyaluran dana pendidikan di APBD Solo, serta kepemilikan rekening di luar negeri.
NURIMAN JAYABUANA
Berita Terpopuler
Pendiri Facebook Temui Jokowi, VOA Islam Berang
Komentari FPI, Akun Megawati Ditanya Balik
3 Orang Ini Calon Kuat Jaksa Agung Kabinet Jokowi
KPK: Jokowi Clear!
Berita terkait
Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL
5 jam lalu
Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL
Baca SelengkapnyaKetahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa
2 hari lalu
Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?
Baca SelengkapnyaPermintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?
2 hari lalu
Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?
Baca SelengkapnyaDPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei
2 hari lalu
KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
2 hari lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaKPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR
3 hari lalu
KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.
Baca SelengkapnyaSaid Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029
4 hari lalu
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini
5 hari lalu
KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020
Baca SelengkapnyaReaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah
5 hari lalu
DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Baca SelengkapnyaDitolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi
6 hari lalu
Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya