Petugas pemadam kebakaran, Manggala Agni Kementerian Kehutanan, berusaha memadamkan kebakaran hutan di Kabupaten Bengkalis, Riau, Selasa (4/3). Kebakaran lahan dan hutan belum bisa ditanggulangi optimal akibat cuaca kering. ANTARA/FB Anggoro
TEMPO.CO, Bengkulu - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan operasi pemadaman api akibat kebakaran hutan di sejumlah daerah di Pulau Sumatera akan dilakukan hingga November mendatang.
Menurut Syamsul, operasi pemadaman memerlukan waktu yang cukup panjang. Sebab, kawasan hutan yang mengalami kebakaran cukup luas. Sedangkan peralatan untuk melakukan pemadaman tergolong minim.
"Kami menargetkan pemadaman api di beberapa titik di Sumatera, seperti Jambi, Sumatera Selatan, dan Riau, yang dilakukan hingga November," ujar Syamsul setelah membuka acara Pengurangan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional di Bengkulu, Senin, 13 Oktober 2014.
Syamsul menuturkan BNPB hanya mengandalkan tiga unit pesawat. Jumlah tersebut dirasa kurang, sehingga harus menambah tiga pesawat yang didatangkan dari Malaysia.
Kebakaran hutan, kata Syamsul, telah menimbulkan kerugian yang cukup besar. Bukan saja secara ekonomi, tapi juga kerugian sosial dan terganggunya kesehatan masyarakat. “Semua pihak harus terlibat mengatasinya, terutama penegak hukum menindak tegas para pelaku,” katanya.
Pemadaman yang dilakukan pemerintah, terutama mengatasi kabut asap, melalui udara dan darat. Pemerintah juga menindak pelaku secara tegas. Sebab, pembakaran hutan dan lahan tergolong tindak pidana. “Kami pastikan akan bertindak tegas. Tapi pemerintah daerah yang tahu, karena pembakaran ada yang sengaja melakukannya,” tutur Syamsul.