Ketum PPP versi muktamar Suryadharma Ali, dikawal polisi usai pertemuan dan silaturrahmi DPW dan DPC PPP se Indonesia Timur di Makassar, Sulsel, 27 September 2014. Pertemuan tersebut untuk mendeklarasikan dukungan atas calon Ketum PPP Djan Faridz. TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO.CO , Jakarta:Partai Persatuan Pembangunan belum memutuskan tawaran koalisi yang diungkapkan presiden terpilih Joko Widodo. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan, Syaifullah Tamliha, partainya belum dapat memutuskan bertahan di koalisi pendukung Prabowo atau bergabung ke koalisi pro Jokowi. (Baca : Pengamat Minta Jokowi Gaet Koalisi dengan Menteri)
Partainya, kata Tamliha, menunggu keputusan Ketua Majelis PPP Maimun Zubair. "Jalan terbaik sebagai kader menunggu kedatangan Mbah Mun dari ibadah haji. Mbah Mun pulang 15 Oktober," kata Tamliha di Jakarta, Sabtu, 11 Oktober 2014. (Baca : Dimyati: PPP Tetap di Koalisi Prabowo)
Saat ini, internal PPP terpecah. Kubu Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang mendukung Koalisi Merah Putih akan menggelar muktamar pada 23 Oktober mendatang. Sementara kubu Sekjen PPP Muhammad Romahurmuziy pada 17 Oktober di Surabaya, Jawa Timur.
Kondisi di PPP saat ini, ujar Tamliha, membingungkan lapisan elit dan kader. Karena itu, PPP akan meminta pendapat Maimun. "Pertanyaannya Mbah Mun ke mana? Tentu kami bertanya kepada beliau," ujar Tamliha.
Tamliha menyarankan, kubu Suryadharma dan Romahurmuziy duduk bareng membahas masalah ini, sehingga bisa dilaksanakan muktamar bersama. "Mahkamah Partai meminta dalam muktamar harus ada yang bisa mewakili keduanya," ucapnya.
Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo
15 hari lalu
Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo
Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.