PUKAT: Komisi dan Lembaga Negara Bebas Politikus

Reporter

Sabtu, 11 Oktober 2014 04:52 WIB

Jokowi-JK, umumkan susunan kabinetnya, di Kantor Transisi Jokowi-JK, Jakarta, 15 September 2014. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Yogyakarta - Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) Universitas Gadjah Mada, Oce Madril, menyarankan presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi membersihkan pengaruh politikus dari komisi negara dan lembaga penting lainnya. Menurut dia, masuknya bekas politikus atau figur yang dekat dengan partai politik berisiko memperburuk kinerja banyak komisi negara dan lembaga negara penting lainnya. "Apalagi posisi hakim agung dan hakim Mahkamah Konstitusi," kata Oce di Sekretariat PUKAT UGM pada Jumat, 10 Oktober 2014.

Menurut dia, hadirnya politikus di sejumlah jajaran pimpinan lembaga negara dan komisi negara tidak hanya berpeluang memunculkan praktek koruptif. Sejumlah keputusan penting juga rawan diambil dengan pertimbangan yang susah lepas dari kepentingan politis. "Ruang politikus di komisi dan lembaga negara ke depan harus dibatasi," kata Oce. (Baca: Jokowi: Tak Ada Jatah Menteri Koalisi Merah Putih)

Dia mengatakan Jokowi bisa memulainya dengan membentuk tim panitia seleksi yang memiliki kredibilitas tidak meragukan dalam setiap proses pengisian sejumlah komisi dan lembaga negara. Larangan pendaftaran bagi politikus tidak perlu dilarang, tapi standar persyaratan pengisian jabatan itu perlu lebih diperketat. "Keputusan terakhir di presiden. Jadi, dia (Jokowi) juga harus punya komitmen politik soal ini," kata Oce.

Langkah seperti ini, ujar Oce, tidak mustahil dilakukan oleh Jokowi. Untuk sejumlah pengisian jabatan di komisi negara dan lembaga negara, presiden punya hak mengusulkan dan DPR hanya berwenang memilih calon usulan itu. "Ini agar risiko adanya proses politis di DPR bisa diminimalisir," kata dia. (Baca:Jokowi: Pilih Menteri Hak Prerogatif Presiden)

Dengan begitu, dia berpendapat untuk urusan kewenangan dalam pengisian jabatan di komisi-komisi negara dan lembaga-lembaga negara yang perlu persetujuan DPR, Jokowi tak perlu khawatir soal ancaman "veto". Menurut dia, DPR yang didominasi koalisi pendukung Prabowo tidak bisa menolak calon yang diusulkan presiden. "Kewenangannya memilih bukan menyetujui. Kalau DPR menolak usulan presiden, berarti mau mengacak-acak lembaga negara," kata dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM





Baca juga:
Ical Instruksikan Koalisi Hadiri Pelantikan Jokowi

Hatta Rajasa: Koalisi Dukung Program Prorakyat

Kata Pengacara Anas Soal Permintaan Nazaruddin

Studi: Polusi Udara Tingkatkan Arus Sungai






Berita terkait

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

35 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

19 September 2023

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.

Baca Selengkapnya

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

9 September 2023

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

Hari ini, 9 September 1949 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. SBY merupakan Presiden Indonesia ke-6 selama 2 periode.

Baca Selengkapnya

2 Presiden Indonesia yang Kerap Dilupakan: Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat

11 Januari 2023

2 Presiden Indonesia yang Kerap Dilupakan: Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat

Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat adalah dua sosok yang pernag menjadu Presiden Indonesia. Sayang peran keduanya kerap dilupakan

Baca Selengkapnya