TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto mengatakan koalisi partai pendukungnya adalah pembela Pancasila sejati. Prabowo mengklaim koalisinya menjadi benteng terakhir saat Pancasila dan UUD 45 semakin liberal.
"Kita meski bersabar meski ada yang menuduh kita memundurkan demokrasi," kata Prabowo di area Masjid Al-Bakrie pada Jumat, 10 Oktober 2014. "Biarlah mereka menyalahkan koalisi asal kita tetap berada di jalan yang diridai Allah." (Baca: Koalisi Prabowo Pertimbangkan Terima Lagi PPP)
Menurut Prabowo, budaya sekarang jauh dari Pancasila. Bahkan disebut ada budaya liberal dalam berdemokrasi. "Yang bisa membuat budaya sogok, intimidasi, jual-beli suara, dan lainnya," kata Prabowo.
Ketua Presidium Koalisi Merah Putih yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, sepakat dengan pendapat Prabowo. Untuk itu ada beberapa undang-undang yang harus direvisi. "Agar tak terlalu ke kanan-kananan. Kita harus atur pemilihan kepala daerah agar sesuai dengan Pancasila dan Mukaddimah UUD 45," kata Aburizal. (Baca: Koalisi Prabowo Syukuran di Masjid Bakrie)
Dalam hajatan koalisi pro-Prabowo itu, turut hadir sejumlah tokoh elite koalisi. Selain Aburizal, dari Golkar ada Ketua DPR Setya Novanto, Idrus Marham, Ade Komaruddin, Aziz Syamsudin, Fadel Muhammad, Mahyudin, dan Roem Kono. Dari Gerindra, turut hadir Ketua Umum Prabowo Subianto, yang datang bersama Ketua Dewan Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais.
Terlihat juga Ketua Umum PAN Hatta Rajasa dan Ketua DPP PAN Taufik Kurniawan. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali datang bareng Menteri Perumahan Rakyat yang juga kader partai berlambang Ka'bah, Djan Faridz. Datang pula Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, yang menjadi khatib salat Jumat, di sela-sela acara.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Terpopuler lainnya:
Dijegal DPR, Jokowi Tak Segan Keluarkan Hak Veto
Ormas Anarkistis, Jokowi: Gebuk Saja
Krisis, Gudang Garam PHK 2.000 Karyawan